Rabu, 11 Februari 2009

Death Imaginations


Pilih saya,dukung saya,..bla..bla..bla…, begitu kira-kira isi kalimat yg mendampingi photo-photo dalam poster,baliho,spanduk dan tetek bengek media promosi jalanan yang berserakan di hampir setiap sudut dan jengkal tanah Bali yg menggambarkan maraknya kompanye menjelang gawean greget pesta demokrasi bulan April ini.Ya itulah perkembangan dinamika demokrasi ( baca : politik) di jagat pertiwi Nusantara ini yg telah menemukan celah perkembangan dan kebebasannya dimulai dari awal runtuhnya Orde Baru. Dimana kondisi ini di era “kediktatoran” dulu hanya ada dalam mimpi dan cerita dongeng para punggawa pejuang demokrasi saja, sedangkan di era Reformasi ini kebebasan bersuara,berserikat,berdemokrasi dan politik telah diberikan angin segar utk perkembanganya. Cuma sayangnya ramenya media iklan jalanan dari pesta demokrasi ini tidak memberikan konstribusi kepada pemasukan daerah yakni terutama bagi pajak reklame sebagaimana yang dikenakan terhadap reklame-reklame (bisnis) lainnya dan justru maraknya “iklan-iklan” model ini cendrung merusak keindahan kota/daerah karena tidak adanya pengaturan dan penataan model/jenis/lokasi pemasangan etc.

Untuk menghibur diri kadang setiap lewat dan menjumpai “reklame-reklame” gini saya sering membayangkan yang ada dalam photo/gambar tsb adalah punggawa/personel2 band metal (death,black,thrash,grind,core etc) dalam/luar negeri atau para metalizer dengan wajah sangarnya/pakai masker atau dengan rambut gondrong yg menutup wajahnya  serta mengancungkan salam tiga jari/menelunjuk jari tengahnya dan juga menghayalkan bahwa spanduk/baliho-baliho tsb adalah reklame agenda konser/acara2 music metal ( underground) dalam&luar negeri yg bergantian akan diselenggarakan di Bali ataupun mengimajinasikan reklame/gambar2 tsb adalah artwork sampul-sampul album metal yang terkesan horror.

Mungkin kalau dulu dimasa era Orde Baru telah muncul fenomena-fenomena ini, pastilah kita berharap dibalik sosok dari gambar/photo reklame politik itu ada tokoh-tokoh yang memiliki visi dan misi utk memajukan musik metal ( baik itu kebebasan bereskpresi,kelonggaran ijin konser,disediakannya ruang atau sarana yg memadai utk tempat konser dll)

Lalu di era “kebebasan” ini apa yg bisa kita harapkan dari riuh riah maraknya media kompanye jalanan itu sekarang ini? Sedangkan kita sendiri tidak tahu betul siapa dibalik sosok gambar/photo narsis tsb serta apa program-program yg akan mereka tawarkan kepada “calon” konstituennya?? Terus kalau mereka terpilih mampukah memenuhi janji-janji dan program-program yang mereka tawarkan??

5 komentar:

  1. Wah kalo calon anggota DPRDnya kaya gitu, saya sih siap sbg tim suksesnya, kita akan kasih souvenir t-shirt death metal, ya nggak...!!Pilih "Jember" partai "Pentagram" No. urut 666

    Blawer

    BalasHapus
  2. wah, idenya cemerlang....juga!!! mungkin sekarang juga belum terlambat. dari sekian banyak caleg-caleg itu sekarang kan masih terkesan monoton alias sama. paling minta dukungan dengan pake dasi atau udeng. kalo ingin beda dan menggaet dukungan dari para pecinta metal, salah satu dari mereka mestinya berani tampil ala jember seperti di kartu 19-21 itu..ya paling tidak bisa menggaet massa pecinta metal di bali, salah satunya blawer yang sampai sekarang masih cinta mati sama deat metal. bravo!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    BalasHapus
  3. Semua itu jualan kecap..... Kalau sudah duduk lupa berdiri..Alih-alih memperjuangkan rakyat, jalan dirumahkan, dekat dengan kantor bupati badung....sampai saat ini belum diaspal. Caleg demen mekeleg!!!

    BalasHapus
  4. Jgn bicarain yg serem-serem donk, ntar ktangkep lho...
    coba cerita topik lain, gossip band metal apa khan lebih bagus ketimbang ngomongin caleg -caleg yang bikin kota tambah kotor....

    BalasHapus
  5. hidup PUB (PARTAI UNDERGROUND BALI)

    BalasHapus