Senin, 30 Agustus 2010

Sound for Warrior.....sebuah ajang pemanasan dan penghormatan bagi sang "DEVO"


Denpasar, 28-8-2010,…Ehmmm menarik juga untuk disimak kecendrungan semakin terbuka dan diterimanya live musik super brisik seperti musik metal ini untuk disajikan dalam club/discoteq/café-café berkelas dan cukup ekslusive di daerah Denpasar dan sekitarnya seperti Hardrock café, Kamasutra,Akasaka,Blue Eyes dan juga Planet Hollywood. Dan memang bagi saya menikmati musik metal di dalam areal club-club seperti diatas memang terasa lebih hidup dan bergairah tentunya selain dapat menikmati sajian hidangan live musik yg lebih dekat,padat dan merapat antara pemain dan penikmat juga disela waktu juga dapat sambil bersantai menikmati hidangan minuman yang makin memacu detak jantung dan andrenalin ( sebagaimana yg pernah kami impikan dan bayangkan pada decade 90an).

Sebagaimana yang terjadi pada Sabtu kemarin, bertempat di Planet Hollywood Bali, diadakan sebuah event yang diberinama “Sound for Warrior”, ya sebuah hajatan yang didedikasikan untuk pemanasan serta penghormatan bagi warrior metal duta bangsa yakni Death Vomit yang akan menenuaikan tugas tour ke Australia mulai tgl 1 September s/d 14 Sept 2010 ini. Yup setelah Burger Kill dan band-band metal lainnya gerbang untuk go international semakin terbuka bagi band-band metal (Death Metal) Indonesia, yang tentunya ini memberikan kebanggaan tersendiri bagi scene metal kita. Tanpa perlu basa basi nan basi seperti yang sering digambar-gemborkan dan ditayangkan dalam infotainment di Tv tatkala ada band pop yg “mampu” tampil di negeri tetangga ( walau kecendrungannya malah diundang atau ditonton oleh penikmat dari dalam negeri yg tinggal di negeri tetangga tsb).

Kembali pada event sound for warrior ini, aura kegelapan oleh ratusan pasukan hitam-hitam nampak menyelimuti club berkelas dunia ini, dan tepat pukul 21.00 acara mulai dibuka oleh penampilan dari band PRALAYA, band slaming death metal yang mulai dikenal oleh public scene metal Bali ini mampu menghangatkan ruangan yang disambut dengan headbanging oleh penikmatnya. Disusul oleh penampilan dari BEAUTY FOR KILL. Selanjutnya tampil band grindcore yang dipunggawai oleh tiga “hair metal” yakni wahyu (vocal), Khrisna (Bass),Boy (guitar) dan ditambah oleh Tony (drum)…memang era ini jarang juga melihat band metal local yang sebagian besar personelnya berambut panjang seperti Error scream ini. Band yang terbentuk tgl 15 Maret 2008 ini sukses membawakan nomor-nomor berirama grindcore yang berimama relative singkat,padat dan merapat dg growl dan scream yang menyayat yang makin disambut liar oleh metalhead yang hadir di ruangan tsb. Berikutnya giliran band TROJAN mendapatkan kehormatan untuk melanjutkan memporakporadakan areal dalam Planet Hollywood tsb. Band yang beranggotakan Reo (gitar), Botax (vokal), Gusuma (Drum) Dan Andika (Bas) ini memang layak diberikan apresiasi oleh kasanah scene metal Bali, karena tanpa banyak basa-basi mereka membuktikan jati dirinya yang sesungguhnya lewat karya yang super dahsyat yang terbungkus dalam rilisan album berjudul “Metamorphosis As The Phenomenon” yang telah dirilis pada tgl 12 Maret 2010 dalam format CD oleh produsen bertangan dingin yang menjadi “barometer” rilisan-risilan band-band metal local berkelas yakni “Rottrevore Records”. Nomor-nomor ngeri seperti Pleasure of Sickness, Tanah Bertumbuh Darah, Konflik Emosi Buta, Human Corpse Industry, Metamorphosis As The Phenomenon sukses mereka muntahkan sebagaimana yang terekam dalam album perdana mereka tsb. Ehmm cepat atau lambat band ini akan mampu menyusul Death vomit untuk bisa menyuguhkan live ferform aroma death metal local Indonesia ke zajirah live Metal Dunia.

Menjelang tengah malam ,sebelum kemunculan Death Vomit, diselingi oleh penampilan dari drummer cewek muda beli yakni sonia untuk menunjukkan kemampuannya lewat dubbing suara drum dari Chris Adler lewat sebuah tembang dari Lamb of God. Dan setelah piranti drum,bass,guitar dengan sound check yang sudah manjanjikan akhirnya sebagai bagian untuk pemanasan dan penghormatan mereka sebelum menggempur benoa kangguru, akhirnya tampil monster Death Metal dari Jogya yakni DEATH VOMIT yang kini dimotori oleh trio Sofyan Hadi (guitar/vocal), Oki Haribowo (bass), dan Roy Agus (drum) untuk “memuntahkan kematian” lewat sajian death metal yang terintergrate dan terkonsep sebagai sebuah band Death Metal mulai dari nama, logo,lirik serta konsep musik yang mereka mainkan. Kegilaan aksi slam, headbang, moshing,circle pit ditampilkan oleh para metalhead yang memenuhi venue dengan iringan lewat sebagian besar nomor-nomor dari materi album terbaru mereka serta dari album The Prophecy,. Dan tentunya mereka tidak melupakan kenangan terhadap almarhum Agung Devo lewat lagu yang dibawakan sebagai bagian kenangan dari sejarah awal-awal perjalanan karir Devo sampai +/- 15 tahun ini, Yup malam itu Devo telah mampu menunjukan dirinya sebagai band Death Metal yang berkelas,berkarakter yang layak untuk ditampilkan di scene Metal dunia.

Rabu, 18 Agustus 2010

GranaT




Salut…buat anak-anak SMFT UNUD yang telah mampu melestarikan tradisi event tahunan yakni GRANAT (Gelar Apresiasi Anak Teknik)  . Event Granat ini pertama digulirkan sekitar tahun 1994 (kalau tidak salah..he3) yang pada mulanya merupakan event pementasan seni dan music untuk menampung kreatifitas dari anak-anak Fak Teknik Universitas Udayana- Bali.

Seingat saya pada awal pertamanya menampilkan kreatifiatas seni berupa pementasan seni puisi oleh seniman Tan Lioe Ie dkk serta pentas music acoustic yang diadakan dihalaman depan fak.teknik (Jl.sudirman) .

Dan pada perkembangan selanjutnya Granat ini terus bergulir dari tahun ke tahun dengan tema dan tempat yang terus berganti mulai dari halaman depan fak. Teknik, didepan auditorium lama (salah satu yang unik pernah format stagenya cukup nyeleneh dengan poisi drumnya yang ditempatkan pada atas balkon lobi auditorium sedangkan pemain lainnya tetap lesehan dibawahnya, dan juga sempat diadakan di GOR ngurah Rai dengan mengambil konsep stage ala konsernya metallica yang panggungnya berada ditengah2 lingkaran penonton. Demikian juga dengan perform dari band-band underground / indie yang berganti2 (mulai dari Triplesix,Debtor, sampai SID dll pernah merasakan tampil dalam event “klasik” ini). Dan satu yang pasti Granat ini menjadi event tahunan yang salah satu dedikasinya kala itu adalah mengangkat music underground .