Senin, 30 September 2013

Through the Never : METALLICA "MEMBAKAR" CINEMA




Bagi pecinta film cerita/fiksi Jangan harap anda menemukan sebuah cerita “perjalanan” hidup  atau kisah cerita suka duka lara pati dari sejarah dan biografi band Metallica dalam film ini sebagaimana yang tersirat dalam film Metallica sebelumnya yakni “Some Kind of Monster” rilisan tahun 2004. 

Yeah !! Karena film Through The Never ini adalah “100% alcohol murni” bagi mereka para Metal Militia yang menyukai Metallica lewat lagu-lagunya baik via cd/dvd konser/maupun live konsernya .

Dan film ini adalah hidangan wajib tonton bagi para Metal militia veteran perang JKT 25 untuk bernostalgia dan tentunya para Metal militia yang bulan kemarin belum nonton live Metallica dan belum beruntung dapat menjadi bagian sejarah JKT 25.

Karena kalau diibaratkan di GBK ,dgn nonton film ini dibioskop “mungkin” bisa dibayangkan serasa ada di kelas Tribune atas,  menyimak live mereka dari big screen dan tentunya dengan kekuatan sound 200.000 watt masih bisa kita rasakan didalam bioskop,namun tidak bisa menjalankan ritual moshing,slam dance dan bikin circle pit.

Sebagaimana yang disuguhkan oleh belasan Bali militia/veteran JKT25 yang “memadati dan menghitamkan” satu baris deret D bioskop cinema 21 Bali Galeria. Dengan tontonan yang “private” tersebut mereka menciptakan atmosphir “kegaduhan” dan “kerusuhan” tersendiri dengan membawa aura GBK kedalam bioskop lewat aksi  headbang ditempat,sing along dan tentunya ber teriak dan owwww wwooo…wwwooo ooowww.

Dimana aksi para penonton metal militia ini diiringi oleh hidangan 16 repertoar mulai dari magisnya intro The Ecstasy of Gold yang dilanjutkan dengan kencang bergemuruhnya lagu Creeping Death, For Whom the Bell Tolls, Fuel, Ride the Lightning, One, The Memory Remains , Wherever I May Roam, Cyanide , …And Justice for All, Master of Puppets, , Battery, Nothing Else Matters,Enter Sandman, Hit the Lights.

Satu kelebihan yang mereka “dapatkan” dalam bioskop ini dibandingkan dengan di dalam stadion GBK adalah ,mereka “berhasil” meloloskan puluhan kaleng bir bintang kedalam bioskop, sedangkan di GBK air mineral pun tertahan dipintu gerbang …..Arrgghh….airr mana airrrrrrrrrrrrrrrrrrr….

Film yang berdurasi 93 minutes yang disutradai oleh Nimród Antal ini dirilis serentak di seluruh planet metal jagad ini pada tgl September 27 yang bertepatan dengan 27 Tahun berpulang nya sang bassis Clifford Lee Burton. 

Dimulai dari tugas berat yang diterima DeHaan selaku roadie muda dari Metallica ini  ketika lagi asiknya menikmati live konser yang baru berlangsung. Di tengah tugas perjalanan, dirinya mendapati keanehan karena sepinya suasana kota pada malam itu, hingga tiba-tiba terjadi  tabrakan hebat mobil yang dia kendarai hingga terjungkal , melewati aneka kerusuhan anarki massa dengan polisi serta banyaknya mayat-mayat yang tergantung. Hingga dirinya menjadi incaran massa dan pada akhirnya tumbuh keberaniannya dengan membakar diri setelah terdesak oleh kepungan massa dan seorang penunggang kuda yang begitu sadis dan mengerikan. Dan atas muksizat boneka kecil yang mengiringi langkahnya, dia mampu menghancurkan aneka rintangan yang telah mengancamnya.

Sebagaimana penghormatan bagi sang mendiang oleh papa James di GBK lewat instrument Orion, di akhir film ini pun dikumandangkan Orion ini sebagai hidangan “private nan special” bagi si young Trip's (Dane DeHaan) seorang yang dengan penuh survive dan perjuangan tanpa mengenal menyerah telah berhasil menjalankan misi untuk membawa kembali tas yang hilang (dan diakhir film akan menjadi pertanyaan bagi ‘crowd’ tentang apa sebenarnya isi tas tsb??? he3) dengan melewati aneka rintangan dalam perjalanannya yang penuh resiko bahaya nan mengerikan. Namun sayang dia tiba kembali dan telah mendapati venue sudah dalam keadaan kosong  dan konser telah berakhir .
Keras serta gigihnya perjuangan perjalanan DeHaan yang memberikan alur dari film konser inilah dapat dikatakan menjadi benang merah dan intisari dari film ini, termasuk aneka kejadian aneh selama konser berlangsung seperti terbakarnya seorang crue,jatuhnya aneka properti venue,hingga matinya aliran listrik distage tersebut, namun semua itu bukanlah penghalang bagi Metallica untuk melanjutkan live konsernya. Dengan seperangkat piranti sound seadanya yang masih bisa digunakan sebagaimana mereka lakukan didalam garasenya  mereka tetap bertekad memberikan yang terbaik bagi para crowd yang ada. 

Semua ini menggambarkan bahwa Metallica mampu bertahan selama 32 thn dan telah menduduki singasana jagad metal planet ini dg tanpa mengenal menyerah dalam melewati beraneka rintangan selama karir bermusik mereka.

Dan kalau tgl 25 Agustus kemarin Jakarta sukses "membakar" metallica, kini mereka datang lagi untuk "membakar" Cinema.