Selasa, 31 Maret 2009

Triple Six


Triple Six,ya tiga angka enam yg sering disebut sebagai angka setan (number of the beast) ini sangat familiar di planet tua bumi ini khususnya di lingkungan yg berbau horror dan seram ( baik itu film,fiksi,novel,music,maupun band etc),dan kalau kita berselancar di google mungkin menemukan beberapa nama band yg menggunakan angka setan diplanet ini. Btw kali ini kita akan fokus pada sebuah band Metal yg cukup tua dan disegani di jagat metal tanah bawah Bali yg menggunakan nama angka setan tsb.

Triple six, Sebuah grup band metal asal Bali berdiri tahun 1995 di Denpasar yang pada awalnya di dirikan oleh pesakitan-pesakitan penggila musik metal yang tergabung dalam wadah “DEATHRASHER 19-21 BALI CORPSEGRINDER” . Ide awalnya bermula dari hangout di sebuah radio AM butut bernama RADIO YUDHA yang bermarkas di kelokan mesra (tempat mejeng liat cewek-cewek lewat) jalan Hayam Wuruk Denpasar. Lantas Jember, Wier dan Dek Bens sepakat membentuk group band metal bernama TRIPLE SIX yang berarti tiga angka enam. Dengan menggandeng dua personil untuk melengkapi formasi TRIPLE SIX terbentuklah formasi sebagai berikut :
Dek Bens : Bass
Wier : Guitar
Vondalt : Guitar
Dwi : Drums
Jember : Vocal
Live perdana TRIPLE SIX adalah pagelaran Sunday Hot Music ’95. Sebuah event yang lumayan besar pada saat itu yang diprakarsai oleh CRAPT ENTERTAINMENT sebuah event organizer & sound equipment ternama saat itu. Selanjutnya berbagai event besar dan kecil sampai ke banjar-banjar pernah di jajal oleh TRIPLE SIX dengan berbagai suka dan duka.
Tak berselang lama ( tahun 1996 ) Dwi (drum) mengundurkan diri karena sesuatu hal dan sekarang gabung menjadi drumer pada band mabasa bali "Badeng band" ( balinese iwan fals), maka pada saat itu posisi drum di isi oleh Gus Tut ( Angle Head/Rotten Soul ) dengan status sessionis. Karena alasan kesibukan study Jember (Vocal) sering absent di venue, maka vocal sementara di isi Dek Bens merangkap bass dan untuk selanjutnya bergabunglah Indra (ex. Debtor) mengisi posisi vocal yang kosong. Formasi ini juga tidak bertahan lama karena Wier (Guitar) hengkang dari TRIPLE SIX karena kesulitan orgasme...(kah..kah.ini coment dari deks bens sendiri tanpa diedit oleh penulis), mengingat personil TRIPLE SIX yang lain memang tidak bisa memuaskan hasratnya sampai klimaks. Tapi bukanya jadi impotent atau mandul, malah eksistensi kemetalannya dibuktikan dengan selanjutnya membentuk group band Infrenal Desire bersama Jember.
Sekalipun TRIPLE SIX sudah sekarat dan di ambang kehancuran karena ditinggal dua pendirinya tapi banyak simpatisan yang menginginkan TRIPLE SIX tetap berkibar di blantika musik metal, maka bergabunglah dua personil sekaligus yakni Budi (ex. L Nino) di posisi drum dan Mawan mengisi posisi lead guitar. Maka Formasi TRIPLE SIX saat itu adalah :
Dek Bens : Bass
Mawan : Lead Guitar
Vondalt : Guitar
Budi : Drums
Indra : Vocal
Budi tidak bertahan lama karena kesibukan dan selanjutnya posisinya sempat digantikan Weny (ex Debtor) walaupun tidak sempat tampil di venue tapi beberapa lagu sempat tercipta saat itu. Karena Weny harus pindah domisili ke luar Bali maka posisi drum di isi Donny (Misty) dengan status sessionis tapi Vondalt (guitar) mengundurkan diri saat itu karena alasan ksibukan di study.
Tapi TRIPLE SIX tidak pernah surut dan terus merampungkan beberapa lagu dan di awal tahun 1999 TRIPLE SIX berhasil merampungkan album perdana yang berjudul INSISTENT BUTHCHERY OF MASSACRE. Dimana untuk melengkapi formasi TRIPLE SIX saat masuk dapur rekaman digandenglah Paul mengisi pisisi guitar menggantikan Vondalt. Tapi formasi ini tidak bertahan lama karena Paul kluar dari TRIPLE SIX dan slanjutnya formasi yang tersisa adalah :
Dek Bens : Bass
Mawan : Guitar
Dony : Drums
Indra : Vocal
Setelah sekian lama formasi ini bertahan hingga mencapai titik jenuh sampai TRIPLE SIX mengalami kevakuman selain karena event-event metal saat itu sedang mengalami kelesuan.
Saat Grindcorner Bali mencoba membangkitkan band-band metal Bali dengan menggagas Grindcorner Bali Compilation, TRIPLE SIX juga ikut berpartisipasi tapi Dony (drum) dan Mawan (Guitar) susah dibangkitkan lagi dari tidur panjangnya. Akhirnya TRIPLE SIX dibantu oleh dua orang sessionist dari group Infectous Arteries yakni Budi (drum) dan Layem (guitar) dengan di bantu dua personil dari Jerman yakni Task (guitar) dari group Dazed dan Jan (backing vocal) dari Group Sinners Bleed merampungkan satu lagu baru berjudul Ratu Pujangga di album Grindcorner Bali Compilation.
Tercatat beberapa sessionist yang pernah membantu TRIPLE SIX pada masa kevakuman selain Budi dan Layem juga ada Donny (ex.Sajen-Jakarta), mengisi posisi drum, Leong dan Surya (ex. Demonstration Effect) mengisi posisi drum dan guitar, Terio (Infernal Corpse) mengisi posisi drum.
Dengan tekad akan terus mengibarkan bendera TRIPLE SIX sampai mampus maka di tahun 2007 TRIPLE SIX di aktifkan kembali dengan bergabungnya dua orang personil ex. Eternal Madness yakni Gung Kock (drum) dan D’thra (Guitar) sehingga formasi TRIPLE SIX menjadi :
Dek Bens : Bass
Indra : Vocal
D’thra : Guitar
Gung Kock : Drum
Bergabungnya Gung Kock dan D’thra membawa warna baru bagi TRIPLE SIX, nuansa agak berbeda, lebih progresif dan brutal. Beberapa materi lagu sudah disiapkan untuk rencana album kedua TRIPLE SIX. Tapi ditengah perjalanan Gung Kock tidak bisa melanjutkan proyek album TRIPLE SIX karena harus merantau ke LN untuk mencari nafkah. Posisi drum sementara di gantikan oleh Terio (Infernal Corpse). Di tahun 2009 sekembalinya Gung Kock dari perantauan proyek penggarapan album dilanjutkan lagi, tapi semua materi lagu sebelumnya tidak terpakai dan digantikan dengan konsep lagu yang lebih baru lagi dan terasa lebih pas dengan terinfluence group Origin menjadikan lagu-lagu TRIPLE SIX di album kedua nanti yang diberi judul “Feel What I Feel” pantas diperhitungkan.
Tanpa bermaksud menjadi band yang paling brutal kami juga mengkonsep musik TRIPLE SIX dengan jujur bahwa style inilah yang paling enak kami mainkan mengingat perkembangan musik metal saat ini semakin hari semakin berkembang dan variatif, kami juga tidak mau terlena dalam kebodohan dan terpaku dalam konsep musik yang begitu-begitu saja.
Karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan dan untuk melancarkan rencana proyek album kedua ini terpaksa Indra (vocal) di nonaktifkan dari TRIPLE SIX Sehingga formasi terakhir TRIPLE SIX adalah :
D’thra : Guitar, Vocal
Dek Bens : Bass, Backing Vocal
Gung Kock : Drum, Backing Vocal


contact :
Dek Bens : +628123929666, +623617972666
Gung Kock : +6281999684666
D’thra : +6281805529746

Kamis, 19 Maret 2009

Man behind the death picture


Pada suatu sore hari disebuah rumah disebelah depan utara art centre dps, sambil melihat-lihat foto nostalgrindnya terjadi dialog kecil antara seorang anak dg bapaknya :
Anak : Pak foto apaan itu (dg ciri khas aksen kata cadil ala anak-anak
menanyakan album foto yg diliat2 oleh bapaknya)
Bapak : Ooo…ini foto2 teman bapak dulu (seraya bercerita sedikit tentang sepak
terjang dia bersama teman-temannya dikomunitas 19-21balicorpsegrinder)
Anak : Arrghh, tapi Kok Bapak tidak pernah kelihatan dalam foto-foto itu???
(sambil sianak mengkerutkan dahinya tanda tidak puas dg kenyataan tsb)
Bapak : Mmm….. tentu ndak keliatan nak, karena bapaklah yg jadi “tukang” foto dari
semua foto2 yg ada dalam album ini

Yeah…begitulah realita yg terjadi lewat dialog “imaginer” tsb pada profesi seorang fotographer, terlebih lagi pada seorang fotographer professional yg tidak pernah memperhitungkan materi dari kopensasi keahliannya yg diberikan pada komunitas metal yg dia ikuti dan cintai utk menghasilkan lembaran potret gambaran dan kenangan bagi sebuah eksistensi scene metal balicorpsegrinder. Dimana dalam gambaran sketsa kenangan itu dirinya jarang atau bahkan tidak pernah terlihat, namun sejatinya dialah yg mempersembahkan potret kehidupan scene metal tsb lewat jepretan kameranya.

Pun saat penulis 1921blog ini berkunjung kekediaman sekaligus ruang kerjanya dg hangat dan senyum khasnya dia menyambutnya, bahkan saat mengutarakan niat utk meredokumentasikan foto-foto oldschool 1921 hasil karyanya ke dalam dunia maya dengan antusias dan bersemangat pula dirinya menganggukan kepalanya (seperti headbang) tanda setuju serta dg senang hati memberikan file foto-foto tsb yg sdh direpro maupun di scan dalam komputernya utk dpt dicopy dlm flasdisk. Dan utk selanjutnya jepretan2 hasil karyanya tsb dari awal sampai akhir tahun 90an secara bertahap bisa kalian nikmati sekaligus utk bernostalgia (bagi yg ada dalam jepretan serta mengalami masa2 tsb) dalam death link balicorpsegrinder photostream http://www.flickr.com/photos/balicorpsegrinder/

Trus, by the way siapakah orang yg berada dibelakang setiap hasil karya foto-foto komunitas 1921 beserta live2 band dan personel band2 itu serta foto2 komunitas metal 1921 yg dulu biasa terpampang dalam harian balipost?? Ya benar tidak lain dialah Sujena, seorang Bapak dari dua orang anak, fotographer tulen yg murah senyum , baik hati dan humoris (walau kadang humorannya itu cendrung membuat dirinya sendiri yg lebih tertawa lepas menikmatinya ) yg sampai saat sekarang ini telah menjadikan hoby,keahlian dan ketrampilan fotografinya tsb sebagai sumber kehidupannya dengan membuka foto studio bernama LangoDiv.

Senin, 16 Maret 2009

Infernal Desire


Salah satu band yg masa itu terjerumus dalam lumpur kubangan Corpse 19-21 Grinder dan diselimuti bayang-bayang nama Triple Six adalah INFERNAL DESIRE, ya grombolan begundal ini dibentuk pada pertengahan Mei 1997 oleh Kadek Wier (ex Triple Six) dan Putu Adhi (ex Yankee Rose) yang secara kebetulan bertemu pada suatu event musik di Denpasar dan berlanjut membicarakan tentang membentuk sebuah band metal baru dengan nama Infernal Desire dimana nama tersebut diambil dari salah satu judul lagu milik Malevolent Creation sebagai salah satu inspirator dan ide-ide musik yang akan dicipta sudah terkonsep dalam benak masing-masing.
Kemudian bertemu Jember (ex Triple Six) yang bersedia menjadi vokalis dan Gung De menjadi bassist. Saat itu Infernal Desire belum memiliki Drummer tetap, dimana tercatat Gus Tut (Rotten Soul) dan Leonk (Demonstration Effect) sebagai sessionist pada drums.
Infernal Desire mulai menggebrak event metal pada bulan Juni 1997 pada saat diselenggarakannya event Forum Musik Komplikasi I, membawa cover song dari Malevolent Creation, Deranged dan Six Feet Under. Tahun 1998 Gung De (Bass) mengundurkan diri selanjutnya digantikan oleh Goen sebagai sessionist dari band Grindcore Debtor dan menemukan drummer tetap yaitu dengan masuknya Kum-Kum (ex Bassist Rottens Soul) pada event Forum Musik Komplikasi IV. Tak lama kemudian Jember (vocal) mengundurkan diri digantikan oleh Yoyox, sedang posisi bassist diisi oleh Komang Dirga (ex Demise God), pada event Forum Musik Komplikasi V, membawakan musik cover dari Brutal Truth dan Broken Hope. Di tahun 1999, Komang Dirga mengundurkan karena melanjutkan studi diluar daerah dan digantikan oleh Putu Tommy (ex Astral Abortus). Infernal Desire mulai menciptakan musik sendiri dengan corak serta warna musik diambil dari berbagai influence, serta lirik lagu yang banyak menyampaikan keadaan sosial disekitar Infernal Desire pada kurun waktu tersebut.
Pada periode th 2000, Infernal Desire beserta beberapa band Underground di Bali, bekerjasama dengan Underdog State, membuat 2 album kompilasi yaitu “Underdog Society 2 dan At Hell’s Gate”, serta ikut dalam event-event Undergound di Denpasar, maupun di luar Denpasar.
Pada bulan April-Mei 2003 Infernal Desire merekam album pertama, berisi 10 lagu karya Infernal Desire sejak tahun 1997-2003, yang diberi judul “FFFF” (Feel Free For Fuck) dimana bagi kami kata tersebut memiliki arti kebebasan dalam berekpresi, memiliki idealisme serta pandangan hidup kedepan, serta berpikiran terbuka. Namun pada proses rekaman, Tommy mengundurkan diri karena kesibukannya dan posisi bassist dirangkap oleh Putu Adhi (guitar), kemudian digantikan oleh Komang Krisnawa / Lenkkonk (ex Rotten Soul/Disharmonic Distortion), akhirnya digantikan lagi oleh Komang Dirga yang telah kembali dari studinya.
Untuk menggantikan Putu Adhi saat tidak dapat mengikuti event, Made Dharma “Donkkank”Suyasa (ex Yankee Rose) mengisi kekosongan tersebut sebagai guitarist hingga saat ini.
Album ini dirilis pada bulan Maret 2004 secara indie label, diproduseri oleh Infernal Desire sendiri, serta didistribusikan kedistro-distro di kota Denpasar dan sekitarnya, serta keluar daerah seperti Yogyakarta, Bandung, Purwokerto, Malang, Jakarta dsb.
Infernal Desire tidak berkarya hanya untuk sekedar gagah-gagahan untuk mencari popularitas dengan menjadi yang paling hebat, atau yang paling brutal, namun Infernal Desire berkarya untuk mengungkapkan “kejujuran” dari suatu idealisme dalam bermusik, serta berusaha untuk menampilkan suatu karya seni musik berbasik metal yang artistik dari perpaduan nada-nada disharmoni, serta mencoba untuk tidak mengikuti aturan-aturan pada musik metal itu sendiri.
Di bulan maret 2005 Infernal Desire dengan beberapa band metal Bali ikut dalam rekaman Grindcorner Bali Compilation “Grind at the corner“.
Seiring berjalannya waktu, di bulan Oktober 2005 Yoyox mengundurkan diri karena suatu kesibukannya hingga Infernal Desire sempat dibantu oleh vocalist Deformed Inside Agus Botak dibeberapa events. Diawal tahun 2006 Infernal Desire akhirnya mendapatkan vocalist baru yaitu I Made Adi Putrawan atau di panggil Dek Ulong (eks Gorehate). Seiring berjalannya waktu, berbagai tawaran untuk ikut dalam kompilasipun berdatangan dari berbagai daerah di luar Bali diantaranya Kompilasi Sisa Mutilasi bunuh diri dari Horrible Creation Extreme Music Media Bandung, Extreme Brutal Violence Compilation dari Brutal Production Bekasi, Epidemic of Brutality Compilation dari Psychosm Production Makassar serta sebuah kompilasi International dari Germany “Mystical Music Compilation” .
Pada pertengahan tahun 2007 Kumkum (Drummer) keluar daerah karena suatu pekerjaannya yang belum bisa diperkirakan entah sampai kapan diluar daerah, untuk sementara posisi Drum ditempati oleh Tonny (Gerbang 13). Dan hingga kini walaupun keseluruhan anggota Infernal Desire sibuk dengan pekerjaan masing-masing, mereka masih tetap aktif dibeberapa event.

Discography
1. 1998 - Demo Tape 4 buah lagu
2. 1999 - At hell’s gate compilation
3. 2000 - Underdog Society 2 compilation
4. 2004 - FFFF album
5. 2005 - Sisi Mutilasi Bunuh Diri compilation, Bandung
6. 2005 - Mystical Music Compilation” (German)
7. 2005 - Extreme Brutal Violence Compilation, Bekasi
8. 2005 - Grindcorner Bali Compilation “Grind at the corner”
9. 2006 – 4 ways split album (Bekasi) Brutal Record Production
10. Dll.

Minggu, 15 Maret 2009

Gerbang Metal


Sabtu 14/3/09. Seperti biasa kami tidak akan melewatkan hajatan metal berkelas seperti masa-masa sebelumnya, ya sekitar pukul 20.00 malam dg berangkat bertiga bersama andik dan kisser kami meluncur menuju wilayah Kuta. Than Peanuts in rock memang benar membuktikan janjinya utk membukakan pintu gerbangnya utk hajatan yg bertitle gerbang metal ini. Sebelum masuk ke venue kami sempatkan utk mampir pada counter (upgrade dari lapak metal) yg special menawarkan cd dan t-shirt dari pasukan mati “Super band metal Indonesia” yakni Dead squad band yg beranggotakan Stevei item guitar (Andra&the backbone), Coki Bollemeyer (guitar Netral) , Adyan Gorust (ex.drummer siksa kubur) Bonsquad (Ex.Bassis tengkorak) serta vocal Daniel yg beberapa hari sebelumnya telah sukses membuka konser Lamb of god memang menawarkan menu yg special dalam format rilisan cd keluaran terbarunya lewat label Rottrevore Recs yg dilounching barengan dg konser LOG tsb, Upss…nampaknya lain waktu kita pasti akan membahas lebih tajam dan luas tentang super group ini (utk info lengkapnya bisa diakses ke http://www.myspace.com/pasukanmati) And reportase mesti harus dibelokan kembali pada liputan acara gerbang metal.

Okeh..okeh…Ya setelah membeli t-shirt serta cd Dead squad kita bergegas menuju cemetery of Metal gate namun langkah kami sedikit terganggu pada rintangan sebuah counter penukaran rokok yg didepannya telah dihuni oleh mahluk halus nan cantik dan putih mulus yg menggugah dan menggoda birahi naluri beberapa metalhead yg tergolong genit seperti kami2 ini utk sekedar berbasa-basi dan tentunya tidak lupa utk mendokumentasikannya ( ehm dak perlu mesti malu mengakuinya krn hidup ini memang harus sexandbalancing dan gelora itu harus terus dipanaskan). Mm…memasuki dalam peanut club kita menemukan suasana yg beda dari terakhir berkunjung ke club itu ya nampaknya setelah acara Neohellist-100% Metal Parade (waktu itu memang atmospir gedung & ruangannya sangat memperihatinkan ala ruangan2 dalam film horror Friday the 13), dan mulai pada hajatan Burgerl kill sebelumnya dan gawean Gerbang metal sekarang ini Peanut club telah menunjukan perubahan jati dirinya dg memoles dirinya makin tambah menawan dan berkelas dg enterior serta property yg tertata ulang hingga mampu memberikan nuansa yg elegan sekelas dg club2 metal ala luar negeri. Tidak ada lagi bilik pembatas ruangan antara venue dg bar, tentunya utk dapat memberikan ruang lebih luas serta dpt menampung metalhead lebih banyak lagi…( mm ujung2nya ya…biar mampu menambah revenuelah dari penjualan alcoholnya). Acara mulai sekitar pukul 21.00 dan kekuatan ribuan watt yg dijanjikan memang bukan basa basi karena sound yg dihasilkan dari piranti sound systemnya benar2 megah, begelegar,dahsyat,spektakuler hingga kalau mendekatinya membikin dada ini berdetak keras dan terasa dihantam oleh buldoser nan besar yg mampu mengeluarkan seluruh isi dada didalamnya. Silih berganti band pengisi acara gerbang ini mencincang panggung dg nomor2 ciptaannya mulai dari Beuty for Kill yg cukup stabil dg sajian metal corenya,Lorong, Koma , termasuk punggawa band death metal bali Infectour Arteries penampilan mereka cukup apik dan bersih dg sajian nomor2 yg groovy dg ketukan dan beat2 yg cocok utk berheadbang hingga crowd mulai terpancing dan mulai pemanasan dg headbang bareng di moshpit , dilanjutkan dg tampilan berbeda dari Band Mahatma dg alunan vocal “seriosa” khas gotic serta Perform dari band Bersimbah Darah.

Dengan ruangan yg tertutup rapat dan sajian music2 panas tentunya memberikan suhu atmostphir ruangan yg makin memanas juga hingga kondisi ini memaksa kami utk segera menetralisirnya dg bir dingin serta beberapa kali keluar masuk ruangan utk mencari udara segar di pinggir jalan. Dibeberapa sela sajian band2 tsb ditrotoar jalan depan peunut, nampak Gus andik menerima ajakan wawancara dari pengamat metal dari Sweden si John dan saudaranya Elyana ( Valhala the great) yg berkesempatan meliput dan mengadakan reportase utk semacam ulasan metal journey utk wilayah asia tenggara. Dengan englishnya yg mecair Gus andik memberikan gambaran tentang scene metal bali mulai dari awal kelahirannya (sperti yg tertuang dalam ulasan 1921blog edisi sebelum2nya) sampai perkembangan sekarang ini yg masih tetap setia diiringi oleh metal2 oldschool dan tentunya generasi2 metal selanjutnya. Terlihat jg sebelum Dead vertical naik tahta panggung kehormatan, terlebih dahulu mereka meladeni tawaran wawancara dan reportase dari Edwin/wir cs utk melengkapi project film documenter perjalanan scene metal bali. Tentunya dg materi wawancara seputaran apa dan bagaimana scene metal bali dilihat dari perspective dan kaca mata band2 dan scener metal luar bali ( Jkt). Salah satu point penting yg mereka utarakan agar gerbang metal ini makin terbuka dan dpt memberikan kesempatan yg luas bagi band2 metal bali utk maju seperti yg telah dapat mereka raih sekarang ini adalah band2 metal ini mesti bermain musik dg tulus dari dalam jiwa metal sendiri ,konsisten,trus mengasah skill dan fermormence dg ditunjang oleh gelaran2 live musik metal yg mesti dpt tetap dan reguler diselenggarakan tiap bulannya agar semangat band2 ini serta scene metalnya tetap bergelora hingga regenerasi band/scene metal terus dan tetap bergulir dg saling menghormati dan menghargai antara yg tua dan yg muda.

Dan menjelang tengah malam tibalah pada ujung pintu gerbang metal ini, dg penampilan pasukan trio bomber grindcore berbahaya yg terbentuk thn 2001 dari pinggiran Jakarta Timur dg formasinya Boy bleh (guitar /vocal),Bons Dead (Bass/vocal) dan Arya Blood ( Drum&weed) yg telah bersiap utk menghajar panggung, dan tentunya disambut oleh crowd dg memenuhi areal mosphit yg tersisa. Benar saja tanpa banyak cakap sajian grindcore old school ala napalm death,terrorizer,brutaltruth,extreme noise terror dll dg beat beat core gitar,kocokan bass,dentuman doble pedal serta grinding ketukan sner dan simbal serta growl dan scream vocal yg saling bersautan dg ending lagu yg habis dan berhenti tiba-tiba khas grindcore mereka hidangkan dg sempurna lewat nomor2 yg diambil dari album Infecting The World serta beberapa rilisan lagu barunya macam Deadly mount dan Black storm. Di tiap jeda lagunya Band yg memaknakan arti nama bandnya sebagai “Matinya Hubungan antara Manusia dan Tuhan” ini tidak lupa sebelumnya menceritakan dan menggambarkan terlebih dulu makna,hakikat,dan maksud yg terkandung dalam lagu yg akan mereka mainkan tentunya dg seputaran isu global politik,social,serta lingkungan serta kehidupan sehari yg menjadi ciri kas liryc2 lagu grindcore. Demikian jg dg suguhan lagu terpendek ala album scumnya napalm death tidak lewat jg mereka hidangkan. Sambutan crowd nan agresif dg aksi headbang,pogo,slam dance,circle pit yang terpadu antara metalizer generasi berikut dg oldschool metalizer ( macam andik,kisser,jmbr,age,Edwin,wir,astra, etc. serta kehadiran the old guardian&bodyguard 1921 agung pedung ) cukup membuat mosphit jadi makin liar dan semarak.

Kurang lebih sepuluhan nomor khas grindcore yg rata-rata cepat,padat,dan singkat berisi mereka sajikan pada malam itu hingga tidak terasa kekacuan ini akan segera berakhir pula dg the last song sajian penutupnya. Arrgh…benar2 performance band metal yg berkwalitas dan cukup professional dg nomor2 grindcore yg mereka sajikan hingga mampu memuaskan dahaga para metalizer yg ada ,…yeah…dan keliatan DV memainkan musik ini dg tulus,dari jiwa mereka sendiri, apa adanya dan tidak dibuat-buat hingga mampu menghasilkan karya yg original. Memang tidak salah mereka dinobatkan sebagai salah satu “The best Metal Band 2008” oleh Majalah Rolling Stone Indonesia dan juga sdh sepantasnya gerbang metal utk scene nasional bahkan internasional akan makin terbuka lebar bagi kehadiran mereka dan itu sdh dibuktikan dg rilisan singlenya utk kompilasi dg band metal indie luar negeri serta telah sukses menjadi band pembuka konser Napalm Death yg ke dua di Jkt dan tentunya cepat atau lambat mereka akan segera bikit passport utk persiapan menjajal gig-gig metal mancanegara,.. Keep grinding bro…

Disekitaran Gerbang Metal





Senin, 02 Maret 2009

Who said Death Metal (Bali) is dead??


...yes sebuah pertanyaan yg layak diungkapkan utk sebuah eksistensi culture death metal dg varian&segala subgendernya yg berkembang di tanah bawah Bali, bagaimana tidak dimasa akhir2 ini geliat metal makin bergelora mulai dari makin intensnya acara live metal,berblingsatannya scene metal (bali)sampai adanya keinginan mewujudkan sebuah documentary perjalanan scene metal bali mulai dari awal kemunculannya sampai era sekarang ini,dan tentunya bangkitnya kembali support acara Metal dari station Radio yang sebelumnya telah dinyatakan istirahat dg tenang. Berikut sedikit "reportase" liar by YM dg siDick (Angel Death)sang Death Jockey dari Bleeding soul dengan penjaga tuju kunci blog19-21 ini (rahtut):)

rahtut: bro
Angel Death: yoaa
rahtut: gimana ceritanya sampe acara metal kembali bankit dari kubur di radio super?
Angel Death: cerita apane?
rahtut: sampe dikasi waktu siaran utk acara metalnya lagi
Angel Death: oooo
Angel Death: itu pendekatan sama station managernya
Angel Death: termasuk pendekatan intim diranjang
rahtut:kah..kah..kah
rahtut: trus
rahtut: on the record ne nah
Angel Death: badah!!!
Angel Death: off the record to
rahtut: trus gimana tuh kisahnya
Angel Death: ceritanya sih setelah digrounded karena ada perubahan visi dari radio
Angel Death: kita sempet vakum
Angel Death: (beh serius sajan bahasane puk...hheheheh)
rahtut: yup dpp nanti di ajust
rahtut: kayak lap.keuangan
Angel Death: trus karena 2 orang yang biasa handle acara indie keluar
Angel Death: maka sesepuh kita bli bagus yankky merecomendkan aku untuk kembali handle acara indie
Angel Death: dan kemudian di acc oleh sang station manager
Angel Death: dan setelah aku ngobrol2 intim dg sang SM, dicapailah kesepakatan untuk menghidupkan kembali metal di SUPER FAMILY 105.2 FM
Angel Death: untuk sementara 1 jam aja
Angel Death: gituuuuuuuu
Angel Death: makanya
Angel Death: hellthanks goes to yankky....
rahtut: ada target ( iklan) yg mesti dilalaui ndak utk tetap eksis dan bisa tambah jam tayangnya?
Angel Death: kalo khusus dari program metalnya kayaknya belum
Angel Death: tau sendirilah, komunitas metal yang katanya besar ini susah untuk iklan
rahtut: gimana kesan pertama setelah bangkit kembali dari kubur
Angel Death: wah...ITS GOOD TOBE BACK...kayak kita orgasme itu lho bro...lega banget...
rahtut: udah ada format ideal acara utk kelanjutannya,spt formula lagu/band/luar/dalam/info dll
Angel Death: yup
karena waktu yang terbatas
Angel Death: kita lebih akan fokuskan kepada informasi/berita
Angel Death: 60 - 40 % lah
Angel Death: antara infor dan musik
Angel Death: jadi lagu2 tetap kita putar cuman durasinya tidak bisa penuh hingga selesai lagu
Angel Death: kecuali dari genre grindcore tentu saja karena durasi lagunya pendek2
Angel Death: dan kita lebih memfokuskan pada info lokal
rahtut: ade pesan2 terkhir agar acara ini bisa tetap langgeng??
Angel Death: tetep dengerin BLEEDING SOUL setiap minggu jam 5 sampe 6 sore di SUPERFAMILY 105.2 FM, dan kalo ada demo2 serta informasi jgn ragu - ragu untuk dibagi.....pokoknya KEEP METALFLAG ARISE......

Minggu, 01 Maret 2009

Masih ndak rela juga.....

penampakan

Yang tercecer dari liburan metal

"Tuhan"pun mengaku keluarga besarnya


























Metal Vacation


Bedugul….,mm kalau denger nama itu pasti yg akan terbayang adalah sebuah daerah yg dipenuhi oleh pepehonan khas kebun raya,dengan pasar sayur,buah dan hasil pertanian lainnya ,dengan danau serta lingkungan yang hijau, adem,tenang, kadang berkabut dan yang pasti atmosfir dinginnya. Namun pada satu radius tertentu lingkungan sekitarnya berubah jadi riuh oleh sebuah habitat yang menghitam dan bahkan didalam sebuah arena gedung tua terjadi polusi kebisingan, dan atmosfir ruangannya jadi panas dengan populasi habitat masa hitam yg terkesan bagai belukar liar yg menjalar memenuhi ruangan serta lingkungan sekitarnya. Ya itulah intro awal kondisi yg terjadi pada sebuah tempat di lingkungan bedugul yang bernama Ashram hotel&restoran yg telah terkontaminasi oleh sebuah hajatan yg diselenggarakan peguyuban metal bali sebuah gawean yg mengambil tema metal vacation.

Vacation…vacation…,keriuhan rencana “liburan” akhir pekan diakhir bulan Feb ini sudah terasa beberapa hari lalu dan bahkan malam sehari sebelumnya telah terjadi saling balas pantun sms yg membingungkan akan kepastian jam serta kloter keberangkatan team vacation ini. Hingga finaly +/- pukul 13.30 siang kami (jmbr,arik,andik,age,astra) berangkat bersamaan dg dua kendaraan setelah sebelumnya mamarkir satu kendaraan pada sebuah pompa bensin di bilangan daerah sempidi. Disepanjang perjalanan dengan hidangan pemanasan nomor2 deathmetal dari audio mobil kami ngobrol ngalor ngidul mulai dari topic serius seputar scene metal sampai obrolan ringan tentang aktivitas rutin harian kami akhir2 ini yakni saling cela teman dalam forum chating dan tentunya hot gossip selangkangan gejolak gelora “para penjahat kelamin” hingga tak terasa sejaman perjalanan sdh nyampai didaerah bedugul.

Memasuki lokasi vacation metal dipinggiran danau beratan aura metal sdh mulai terendus dg berkeliaran dan bergerombolnya masa hitam-hitam,demikian halnya diluaran venue terdapat beberapa lapak khas “tiga jari” yg menjajakan kaset/cd/vcd,poster,t-shirt,zine serta atribut metal lainnya, dan dlm salah satu bilik ada jg aktivitas pameran art work khas brutal deathmetal dari dede &friends, ada pamflet2 acara metal yg akan terjadi, serta ada selebaran kertas “wall of frame” dan kami sempatkan jg utk mengisinya (tentunya dg deretan huruf..hell 19-21 bastard) dan ada juga agenda discus/sarasehan seputar scene metal dan trik siasat band utk dpt tampil dalam acara konser-konser Metal. Dan dari list paguyuban pengisi acara rupanya telah terjadi 13 kali pembantaian saat kami sampai di lingkungan “sesat” itu. Sampai akhirnya kami masuk kedalam gedung tua itu karena akan terjadi penyemblihan dari pasukan infectous arteries, ya benar saja lewat seseonis vocalist band deathmetal lawas jogya corpsegrinder: mortal screem (RIP??) yakni gendon crowd benar2 dicingcang habis dg sajian ultra brutal dari nomor-nomor klasiknya suffocation. Mmm..pinter aja mereka mencuri perhatian crowd dan menarik hati kami para metalizer tua dg sajian old school deathmetal khas soud suffocation, hingga mampu membuat kami ikut memanaskan crowd yg sebelumnya adem itu dg berheadbang,pogo,slam dll. Sungguh hidangan yg sempurna sebagai pemanas badan dari kondisi dinginnya suasana luar gedung.

Dinginnya udara bedugul itu sungguh merayu dan menggoda kami utk segera dapat mencari kehangatan, yes..memang sungguh tidak layak kalau suasana dingin ini tanpa kehadiran alcohol sang dewi kehangatan. Bergegas saja kami menuju areal pasar utk mendapatkan berbotol-botol bir utk dibawa kembali ke sebuah tempat pinggiran danau dan dihidangkan berdampingan dengan bertusuk-tusuk sate kelinci khas daerah bedugul….mm..nyam..nyam..nyam…sebuah pesta deathkuliner ditengah-tengah acara death “fucking” metal vacation. Disatu sisi didalam venue saling bantai silih berganti band-band pengisi acara salah satunya penampilan band black metal tamu dari Surabaya dg ciri khas masker dan screemnya namun keliatannya era kebelakang ini sdh menghilangkan ritual sesat ala black metal dg mengigit aneka binatang hidup macam ular,ayam serta kelinci (tapi kalau kelincinya sdh dijadikan sate pasti akan diborong oleh mr.age…he..he..he..thks for nice fucking deathkuliner ge!!), Hingga kami kembali berada didalam arena tsb dan ada salah satu band potensial berikutnya yg cukup menyita perhatian kami dan crowd yakni error scream, band brutal generasi berikut yg keliatan punya masa depan yg bagus, dengan penampilan drummer yg keliatan memiliki bakat ,power,skill serta variasi ketukan diatas rata-rata hingga tanpa ragu kami utk memujinya dan menaruh harapan besar utk kebanggaan dan kebesaran scene metal Bali serta penampilan band-band generasi baru lainnya yg tak kalah potensialnya jg macam Born by mistake,Trojan,Bersimbah darah,Anti pop,two ice queen band gotic yg mampu memberi sajian berbeda ala “duo macan” serta tetunya band Rezume ( yang performance band-band tsb tidak aja pernah ditunjukan di bali saja tapi sdh mampu menjangkau luar bali, salut & tetap luaskan jangkauan networkmetal kalian !!!). Tak mau kalah dengan penampilan band-band juniornya, band pendahulunya yakni Infernal desire juga masih mampu memporakporandakan crowd dg tanpa kehadiran basisnya namun menghadirkan mantan vocalis “kecilnya” yakni yoyo si yoyo….(k) yg berduet dg vocalis “besarnya” yg disambut liar oleh masa hitam-hitam.

Dan tentunya disamping infernal desire dan Triple Six, band tua bangka yg berada dikubangan Neraka 19-21 Jahanam yang masih sering dirindu,dinanti dan ditunggu kehadirannya adalah yakni sang pasukan pendosa ‘Debtor”…. ya band metal lawas yg personel tetapnya menyisakan si Gun sang basis&drunker flamboyan serta Gus andi sang vocalis &orator nasionalis enemy of koruptor kotor nan sinting gila miring yang dengan rela diiringi sang seseonis arak lover wier dan donkkang. Kehadiran mereka diatas panggung yang miskin lighting itu mampu membius dan menjadikan crowd yg sudah sesak padat itu jadi berantakan,liar,brutal,kasar ( namun tetap mampu terkontrol dalam bingkai bineka tunggal ika) dengan aksi headbang,pogo,moshing,bahkan stage diving / slam monitor dengan diiringi oleh nomor Returning to Pancasila, Troops of doom cover version klasik deathmetal Sepultura dan tentunya Quandary sebuah nomor masterpeace yg melukiskan kegelisahan dan kebingungan akan peristiwa 27 Juli ( Kudatuli)…Shit, ternyata mereka masih mampu menunjukan pamor dan karismanya pada sejawat generasi penolak tua serta junior-junior dan scene metal bali umumnya.

And ditengah beberapa kekurangan seperti minimnya lighting panggung ( ala sinar lampu kos-kosan),kurang koordinasinya beberapa agenda acara & pengaturan penampilan band pengisi acara, kegiatan metal vacation ini harus kita beri kata salut&sukses dan ancungi dua jempol krn mampu menghadirkan puluhan band dengan minimalisnya perangkat sound panggung tapi cukup memberikan output sound yg maksimal dan mantap serta cukup agresifnya sambutan masa namun tetap aman dan damai hingga dapat dijadikannya acara ini sebagai pelengkap agenda terselubung proyek idealis perjalanan metal bali (oleh dick dkk),memberikan "ruang" bagi small reuni pesakitan 19-21,serta disatu sisi yg cukup mencuri perhatian adalah acara ini dapat memberikan konstribusi ekonomi bagi para pedagang-pedagang disekitar arena konser, hingga sampai sajian hidangan di restournt itupun soldout habis. Tidak salah kiranya kalau acara ini bisa dijadikan ajang rutin bagi anak-anak “sekolah metal” untuk mengisi “liburan metalnya”