Sabtu, 08 Agustus 2020

Human Demise : ...sebuah persembahan masterpiece dari Band Demontration Effect


Dua puluh tahunan bukanlah waktu yang singkat untuk bisa bertahan bagi sebuah band, terlebih lagi buat band yang masih konsisten di jalur extreme metal tua nan berkarat "Death Metal" .

Dan tolak ukur existensi dari band  selain masih tetap bertahan dalam masa yang panjang tentunyalah harus ada sebuah "karya" yang bisa mereka persembahkan paling tidak buat para sejawat segenerasinya serta dapat diwariskan untuk generasi mereka berikutnya.

Nampaknya salah satu veteran oldskool Death Metal dari bawah tanah Pulau Dewata ini dari dulu sudah memimpikan tantangan arti existensi dari sebuah band tersebut. Bagaimana tidak sejak tahun 90an mereka telah menyiapkan mimpi tersebut lewat materi-materi lagu yang mereka cipta dan telah sempat mereka recording pada tahun 2013.

Hingga pada akhirnya kini dikala otoritas sibuk mengeluarkan aneka bantuan dan stimulus ekonomi dimasa plandemi ini, Band Demontration Effect dibawah naungan Infect Art Productions ini memuntahkan vitamin penguat imun bagi para Metalhead lewat sebuah album materpiece bertitel "Human Demise"

Transisi menuju adaptasi kebiasaan baru ini menjadi momentum di legitimasinya karya mereka tsb,
dimana masa dua dekade dilalui dengan beragam kondisi namun di saat segala sesuatu cenderung dominan meredup, ternyata bara semangat masih tersisa untuk sebuah prasasti. Memang sebuah apresiasi untuk effort yang diwujudkan.

Nampaknya meski terlihat santuy mereka telah mengeluarkan energi positif ini dengan matang dan dewasa tergambar dalam hasilnya berupa cover album yang elegan, sound yang terdengar cukup asyik dan groovy ,semua piranti bass,gitar dan ketukan drum nan padat berirama serta vocal terdengar jelas,bersih dan nendang dengan aura oldskool death metal yang berkelas.
Hingga tidak berlebihan rasanya untuk merekomendasikan karya ini kepada para Metalhead agar dapat memiliki dan mengoleksi album berhala ini.
Dan suara gamelan yang terdengar teduh mengalun pas serta tidak dipaksakan diakhir lagu artha arthi ini telah menandakan dari mana band ini berasal.

Sebuah grombolan yang terbentuk di era 1996 yang pada masa itu sudah berani memainkan musik kencang seperti tribute dari Terrorizer Cannibal Corpse, Saffocation, sampai Cryptopsy yang pada masa kelahirannya digawangi oleh Surya (Gitar), Komar (Bass), Leonk (Drum / Vocal ), yang mana untuk nama yg terakhir ini pada era tsb adalah sosok yang paling disegani dan dibenci oleh  keluarga se "perangkat drum" ini karena berbahaya nan blastingnya ketukannya yang sempat juga bermain di Kisser Band,menjadi sesionis di Infernal Desire,Grind Buto dll dan untuk cetak biru warisan ngerinya ketukan drumnya bisa dinikmati di album Offering to Rangda dari Eternal Madness.

Dan dialbum Human Demise ini bayang-bayang powernya ketukan drum Leonk telah bisa direposisi oleh Darma yang menggantikan Leonk ditambah eraman deep growl si Mang Chaplyn yang loyal menemani saudaranya personil inti yang tersisa Surya dan Komar.