Senin, 09 Januari 2012

Sepultura ..antara kenangan dan harapan


Ajik itu band apa namanya,tanya anakku Deva malam itu sembil ikutan nonton vcd yang aku puter di piranti elektronik ini, yg dibarengi oleh adiknya si govin sambil kepalanya sedikit manggut-manggut kayak headbang sementara nampak di layar lcd lagu orgasmatron berkumandang dgn sangarnya. Hmm itu band Sepultura nak,kataku pada mereka .

Sambil membuka lembaran album foto nostalgia era 90an dan nonton bareng vcd , saya bercerita sedikit pada mereka tentang grup Thrash Metal ini trutama kenangan akan nostalgia masa thn 92 itu dan tentang rencana kedatangan dan konser kembali mereka di Indonesia, bahkan di pulau Bali ini. Dengan membuka kembali memory 20 thn yang lalu (yg kala itu ajiknya masih berusia 20 thn he..he..he masa masih imut-imutnya dulu :) saya mulai bercerita tentang nostalgia yang tak akan pernah terlupakan ini, ( tentunya memory ini ada sedikit perbedaan dengan memory rekan-rekan lainnya yang sempat mengalami sejarah ini, karena cukup lamanya peristiwa ini he3 maklum disamping umur sudah makin tua :) dan mohon koreksi kalau ada yg salah he3)

Bermula dari kecintaan akan music metal dan seringnya menyimak siara Radio Yudha ( 19-21 program) serta kabar akan datangnya Band Thrash metal kebanggaan dari Brasil yang akan mengadakan konser di Indonesia pada bulan Juli 1992. Dimana majalah Hai kala itu (yang menjadi salah satu sumber informasi music), secara ekslusif beberapa edisi mengulas tentang grup thrash metal ini lengkap dengan liputan dan ulasan pernak-pernik band thrash metal lainnya, dan juga liputan ekslusif mereka mengikuti band ini langsung dari negeri asalnya Brasil. Tidak ketinggalan tradisi utk mengadakan kuiz yg berhadiah tiket nonton sepultura dan juga mengeluarkan produksi t-shirt ekslusif tour sepultura 92 ( untuk t-shirt ini saya sempat juga membelinya via majalah hai tentunya dgn melampirkan guntingan dari beberapa edisi majalah ini).Disamping mulai seringnya stasion tv swasta waktu itu yang menayangkan salah satu clip dari band ini, membuat keinginan yang keras untuk dapat menyaksikan aksi mereka dari dekat.

Arrgghhh hingga yang terbayang waktu itu adalah bagaimana caranya bisa nonton langsung mereka . Namun beberapa kendala disamping krn masalah biaya he he he maklum mahasiswa pas-pasan pada waktu itu dan tentunya belum tahu daerah Surabaya.Sampai pada akhirnya menjelang dekat2 hari H sempat dengar teman kuliah yakni si Alor dan temannya yg kebetulan kuliah di Surabaya berencana akan berangkat utk menghadiri hajatan bersejarah in. Fiuhh dlm hati bersorak gembira paling tdk ada teman yg bisa di tebingin untuk berangkat dan tentu dapat tempat untuk bermalam he3. Hmm setelah tengok kiri tengok kanan dikamar kos sendiri akhrinya menemukan jalan keluar yg halal, beberapa koleksi kaset glam rock macam Poison,Steelheart,Motley crue direlakan dan dikorbankan untuk dilego agar mendapatkan tambahan uang saku disamping tentunya mengorbankan jatah uang jajan kuliah he3.

The show must go on , begitulah mengikuti idiom utk konser nan bersejarah ini dan akhirnya nyampai juga di daerah Surabaya. Menuju wilayah Stadion Geloran 10 November Tambak sari kala itu, aura kengerian akan membara nan ngerinya konser ini sudah nampak terlihat dari spanduk2, baliho2 dan tentunya kosentrasi massa hitam2 yg memadati beberapa titik sekitar stadion ini. Setelah memegang tiket tanda masuk yg kala itu hanya senilai sekitar Rp.6.500 plus bonus rokok Djarum super ,kami bertiga mengantre di pintu masuk stadion, Nampak didepan kami ada gerombolan hitam2 dgn rambut yg gondrong nan sangar, tiba2 salah satunya ada yg berteriak kecil..waduhh “kleng dompet cang ilang ci” ( waduh dompetku hilang lo) begitu dia terkejut sambil memegangi kantong belakang jin balelnya he he he padahal sebenrnya dompetnya ditaruh dikantong samping celananya (mungkin tumben naruh disana utk antisipasi banyaknya pencopet yg berbaur dgn metalhead), hehe dan karena bahasanya itulah kami baru tahu kalau ternyata mereka adalah rombongan deathrasher dari pulau dewata juga.

Memasuki areal dalam stadion Tambaksari,atmosphir kengerian makin tambah terasa menggila,puluhan ribuan metalhead lengkap dg atributnya serta spanduk-spaduk yg diusung nampak templek blek diareal stadion mulai dari lapangan bola sampai tribun atas penuh dengan massa. Nampak panggung raksasa dengan sound system dan tata lampu ribuan watt terlihat gagah menantang berada di ujung timur stadion menghadap ke barat (kalau ndak salah tafsiran arah mata angin he3). Dan sebelum acara dimulai kami dipanasi oleh alunan audio nan sangar dari nomor-nomor dengan sound khas Death Metal ala band Obituary dari album The End Complit yg terdengar dari sound system bekekuatan tinggi tersebut. Dan sampai akhirnya acara mulai dibuka dgn penampilan dari band anak negeri yakni Power Metal ,Mel shandy dan Metal boys. Hmm sebagai tuan rumah mereka cukup mampu menunaikan tugasnya dengan baik dengan nomor-nomor speed metalnya.

Setelah menjelang petang,dan menunggu beberapa lama untuk kesiapan piranti tempur dari Band utama ini, dengan riuh riah dan koor suara mengeram massa mengelu-elukan nama Sepultura…Sepultura..Sepultura dan mereka pun yakni Massimiliano Antonio ‘Max’ Cavalera ( vocal/gitar) , Igor Graziano Cavalera yang nampak gagah berada di belakang perangkat drumnya yg ditengah-tengah double bass drum terlihat ngerinya bertengger “tapel rangda” yg dibelinya dari Bali ,Andreas Kiser (gitar) dan Paulo Jr (bass) akhirnya menampakan diri diatas panggung. Aarrgggghhh akhirnya mimpi kami benar-benar jadi kenyataan , apa yg kami dewakan kala itu akhirnya ada didepan mata.

Dan tanpa banyak basa –basi dengan suara parau Max Cavalera setelah berucap “Hallo Indonesia…” langsung saja menggempur crowd dengan nomor-nomor dari album arise, Beneath the Remains, Schizophrenia, yang kami rasakan masih bagai mimpi karena dapat kami lihat dan dengarkan langsung di depan panca indra. Arrgghh jangan ditanya lagi bagaimana sambutan dan hysteria massa dengan aksi headbang , slam dance,pogo ribuan penonton didalam kawah kengerian mosphit lapangan bola tambak sari tersebut.Demikian juga aksi headbang massal dari metalhead yang berda di tribun atas mengikuti alunan nomor-nomor thrash metal.

Namun sampai pertengahan pertunjukan aksi pogo liar nan brutal dari massa yang saling berlarian dan kejar mengejar tsb nampaknya makin membuat pihak keamanan bertambah kuatir hingga memicu aksi aparat dengan menghalau massa yang berlarian dengan pentongan, ditambah lagi kondisi massa diluar stadion yang chaos memaksa masuk tanpa tiket (hmm..aksi brutal dan chaos di luar stadion ini malah kami ketahui keesokan harinya setelah membaca harian Jawa Post). Dan pada akhirnya situasi inilah membuat pihak keamanan makin cemas dengan kondisi yang ada, hingga diputuskan berhenti sejenak show ini dan dihidupkannya semua lampu sorot stadion.

Nampaknya kondisi ini juga membuat Max dan kawan2 sedikit kecewa belum lagi ditambah dengan gangguan soud system serta lampu sorot stadion yang belum juga dimatikan. Sampai detik akan dimulainya kembali show ini nampak lampu stadion masih juga menyala dengan terangnya,.Dan jelas nampak raut kekecewaan dari personel sepultura tentang kondisi yang ada ini, bayangkan bagaimana sebuah konser metal dimalam hari hanya disinari oleh sorot lampu putih tanpa lighting warna warni yg megah nan mencekam. Dan lewat MC yg memandu acara ini, nampak memberi komando kepada semua massa untuk berteriak mati lampu,,mati lampu..mati lampu, agar pihak keamanan mau mematikan lampu studion tsb. Namun permintaan itu tetap tidak digubris, hingga akhir acara dan Sepultura menuntaskan aksi mereka.

Ketika sesaat akan mengakhiri show mereka, sang drummer yakni igor cavalera sempat melakukan aksi “memporakporandakan” set drumnya,namun aksi ini terlihat bukan hanya aksi biasa karena kelihatannya dibarengi dengan kekesalan dan kekecewaan mereka dgn kondisi yg telah terjadi.

Namun demikian apapun kondisinya kala itu, kami tetap merasakan kepuasan akan apa yg kami alami pada saat itu,yang akhirnya menjadi kenangan dan bagian dari pengalaman sejarah yang tak’an terlupakan.


Arrgghhh.. dan akhirnya kami tetap berharap dapat menyaksikan sang legend ini untuk yang kedua kalinya sekaligus untuk ajang reunian dan kumpul kembali dengan sejawat lama, walau tidak akan dijumpai formasi seperti thn 92 tersebut