Rabu, 28 Agustus 2013
JAKARTA “MEMBAKAR” METALLICA
Mereka datang dengan
hysteria di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta. Membuat kagum empat orang yang
ada diatas stage dan menyisakan kesan yang mendalam.
Akhirnya lima puluhan ribu
metalhead ini memang membuat Metallica terkesima
Dan dalam journal tour
yang terpampang dalam website www.metallica.com
mereka mengungkapkan itu semua.
We Love Jakarta!
“What
an amazing show to end this run of shows in Asia. That was the loudest I ever
heard a crowd sing Sandman in a very long time. Plus a few mosh pits broke out
during Seek. Full setlist is up, pics to come...
Gegap gempitanya sambutan
jemaah metaliyah akan konser ini sudah dimulai dari adanya jadwal tour mereka
di Asia hingga menempatkan nama Jakarta/Indonesia dalam list tour pada official
web/social medianya.
Yeah!! penantian panjang
Metal militia selama 20 tahun ini terjawab sudah dibulan keramat minggu 25
Agustus 2013 yang bertepatan juga dengan 25 tahun perilisan album …and justice
for all.
Para Metalhead dari
seantero Nusantara sudah mulai berdatangan ke Jakarta sehari sebelumnya yang
dimulai dengan mengularnya antrean penukaran tiket.Terlebih lagi dihari
Metallica sebagai pelaksanaan hari ” paruman agung” umat metal ini. Mulai pagi
hari Stadion Gelora Bung Karno sudah mulai didatangi masa hitam-hitam diantara
apel siaga tiga ribuan personel keamanan yang akan menjaga berlangsungnya
“hajatan”besar ini.
Demikian juga menjelang
siang dan sore, puluhan ribu massa sudah mengepung areal seputaran Stadion GBK
dari segala penjuru, hingga mulai dibukanya “cemetery gate” dengan dialiri
oleh arus deras puluhan ribu metalhead yang sebelumnya sudah berisik oleh
teriakan mereka yang sudah tidak sabar untuk segera memasuki areal keramat
didalam stadion GBK tersebut sambil berteriak dan berlarian bagai grombolan serdadu perang lewat masing-masing gate Festival
maupun tribun.
Pelan tapi pasti stadion
GBK mulai terpenuhi oleh aliran hampir 60 ribu
masa hitam-hitam mulai dari tribun atas sampai areal rumput lapangan bola GBK
yang telah “disulap” jadi putih bersih dg semacam cover matras bertekstur keras
berwarna putih,tingginya sekitar empat centimeter dan berongga untuk mengindari
pijakan kaki para pentonton kelas festival langsung ke tanah rerumputan
tersebut.
Tampak didepan mata
berdiri dengan megah nan agungnya stage dengan
panjang 60 meter, lebar 8 meter dan tinggi 20 meter yang berdiri tegak
menghadap pintu VIP Barat GBK lengkap dengan tiang-tiang lampu dan sound system
dan big screen kiri kanan dan tengah-tengah stage yang akan menjadi pusat perhatian seisi GBK .
Sorak sorai masa yang dengan sabar dari pukul 17.00 wib mulai pecah ketika waktu telah menunjukan pukul 18.30an setelah melihat kemunculan salah satu unit skena lokal
Metal dari divisi “High Octane Rock” kebanggaan anak negeri sendiri yakni “Seringai” yang begitu beruntung
mendapatkan mandat untuk membuka konser nan bersejarah ini.
Penampilan seringai ini
diawali dengan kehadiran artis cantik “Raisa”
dengan suara renyahnya memimpin koor massal
bersama seluruh metalhead yang ada untuk mengumandangkan lagu “Indonesia Raya”. Selanjutnya stage mulai “diterkam dan
diobrak-abrik” oleh sang aparatmati “Arian13”
dan 3 orang serigala lainya.
Auman mereka seperti nomor
Tragedi,Individu Merdeka dan lainnya disambut hangat oleh para Serigala Militia.
Nampak dengan berbesar dan kerendahan hati, mereka ingin berbagi “kebahagiaan”
bersama sejawat scena local yang ada dengan mengajak gitaris Eben dari
Burgerkill untuk bersulang bersama diatas stage dalam lagu “Dilarang diBandung”
dan menggaet Stevi Item dari Deadsquad
dan Ajie dari Down for Life untuk mengumandangkan nomor ace of spades dari Motorhead .(Salute!!
And Support Your Local Scene! )
Kelar Seringai menjalankan tugas kehormatannya, dengan jeda waktu yang cukup lama, sambil membunuh kebosanan waktu menunggu sang legenda, nampak massa hitam-hitam di kelas tribun menjalankan aksi ritual berupa gerakan gelombang dari ujung ke ujung tribune layaknya seporter fanatik timnas sambil bersorak sorai diantara teriakan membahana crowd menyebut nama spesial Metalhead "Joko Widodo" yang nampak memasuki areal festival. Dan terdengar pula
sorak dan teriakan crowd 'Jokowi for President'
Menjelang
pukul 20.30 Wib setelah set aneka piranti peralatan tempur bagi pasukan Metallica
yang berdaya gempur 200.000 watt telah disiapkan dengan matang oleh staff nya, nampak
temaram dan magisnya aura gelora Bung Karno malam itu disuguhi oleh munculnya
visual di big screen yang terpasang di sisi kiri dan kanan stage sebuah
cuplikan dari adegan duel Clint Eastwood dalam film koboi The Good The Bad
and The Ugly (1976) yang diiringi dengan intro The
Ecstasy of Gold by Ennio Morricone yang selalu
dengan setianya mengiringi setiap live konsernya Metallica sebagai pertanda
dimulainya “Duel” nan bersejarah ini.
Oh
god!!,begitu merinding dan harunya kami menyimak dan ikut koor langsung khas
penonton bola untuk mengikuti intro yg selama sebulan ini saya dengarkan lewat
Hp menjelang tidur keperaduan serta dijadikan intro juga dalam siaran Rockin
Midnight 98.5 FM The Beat Radio Plus Bali selama sebulan menjelang gawean besar
ini .
Seiring munculnya The boys
diatas stage dengan tanpa basa-basi mengeluarkan gemuruh suara drum dan sayatan gitar dari intro lagu “Hit the Lights” sebagai nomor
pertama yang membuat hysteria massa mulai meledak dahsyat dan GBK begetar keras
bagai pesawat yang tergoncang hebat terkena turbulence besar.
Dilanjutkan dgn nomor
“Master of Puppets” yg dinyanyikan
oleh James Hetfield dan diikuti oleh crowd terlebih lagi begitu kencangnya teriakan dan sing along
crowd dalam tiap reff lagunya…“Master…Master…Obey
your Master…sambil berlocatan dan berjingkrakan dg kepalan tangan dan devil
horns up keatas serta aksi headbang dan slam dance disana-sini .
Berada
ditengah ring kedua festival dengan atmosphir yang begitu menggila membuat
andrenalin saya semakin meninggi,sambil berlocatan dan merangsek lebih kedepan dekat pagar pembatas ring pertama
saya memegang tangan seorang metalhead dan mengajak yang lainnya untuk membuat
lingkaran dan pecahlah ritual circle pit dan mosh pit dilingkungan kami yang sebagian
besar didiami oleh para oldskul Metal Militia paruh baya, dan diareal moshpit "berbahaya" itu nampak saya liat seorang advokat dan penggiat anti korupsi yakni Taufik Basari yang ikutan moshing juga, hee3 salute ternyata dia seorang Metalhead .
Saling berbenturan antar
metalhead diareal moshpit liar itu tidaklah membuat adanya ketersinggungan
sesamanya,beberapa metalhead yg jatuh tersungkur dg penuh “kasih” dibantu untuk
berdiri untuk menggila kembali,aksi ini juga membuat jam tangan saya lepas dan
putus terjatuh.
Yeah !! “Papa” James
sangat terkesima melihat kehadiran puluhan ribu fans Metallica dan menggilanya
crowd di Stadion GBK itu, seraya berucap "Hello Jakarta, kami melihat
penonton yang begitu enerjik. Apakah kalian merindukan kami?," tanya James
, yang pastinya dijawab histerya oleh para metalhead.
Untuk selanjutnya crowd kembali
dihajar dengan lagu yg berlirik awal “Gimme fuel, gimme fire, gimme that which
I desire!” yang menderu kencang bagai motor club besi tua ( dari title “Fuel”) disusul dengan nomor cadas
klasik “ Ride the Lightning” yang disambung dengan aksi menawan yang disuguhkan oleh sang lead Gitaris
“Kirk Hammet”. lewat solo guitar yang memainkan anthem (jingle) dari film Star
Wars dan Jingle Darth Vader, Imperial March.
Untuk
selanjutnya intro menyayat hati yg dibumbui dg memudarnya cahaya stage tercipta
dari petikan gitar pembuka nomor kelam “ Fade to Black”
yang tanpa sabar disambar oleh crowd dengan mendahului koor sing along empat baris liryk
pertama
Life,it seems,will
fade away
Drifting further,everyday
Getting lost with in myself
Nothing matters,no one else
Drifting further,everyday
Getting lost with in myself
Nothing matters,no one else
Selanjutnya diulang
kembali oleh suara vocal Papa James dan tentunya masih tetap diikuti oleh koor
masal crowd.
Berikutnya Gelora Bung
Karno digempur oleh single ultra klasik ke
dua dari album Kill Em All, sebuah lagu bagi “empat penunggang” kuda
dengan gesekan sound ritem dan solo guitar khas kemunculan awal pioneer Thrash
Metal ini yakni dalam lagu “the Four
Horsemen”.
Jeda lagu berikutnya James
H menanyakan ke crowd apakah kalian punya album Death Magnetic ?? dan tentunya dijawab Yeahh
(yess) oleh crowd dan meluncurlah dengan mulus nomor "Cyanide"
sebagai satu-satunya lagu yang dibawakan Metallica di era bassis “Robert
Trujillo” .
Diteruskan dg petikan intro dan melody dari lagu “Sanitarium” yang tetap disambut edan
oleh gemuruhnya crowd yang tercipta di GBK ...".Sanitarium, leave me be...Sanitarium, just leave me alone
"Kalian adalah keluarga Metallica,
kalian adalah personel kelima kami," sebut James. "Kalian mau
(musik) heavy Jakarta? Metallica akan kasih kalian heavy, baby",
seru Hetfield dan meluncurlah “Sad but
True” dari Black Album.
Berikutnya terdengar solo bass “Orion” dari “Robert
Trujillo” yang menandai sebuah instrument panjang nan megah sebagai
penghormatan bagi sang bassis flamboyan “Cliff
Burton” yang telah lama berpulang meninggalkan Metallica untuk selamanya.
Suara tembakan dan bunyi helicopter dalam
medan peperangan didalam area stadion yang mendadak gelap membuat crowd semakin
histeris nampak lighting kedap kedip mengikuti suara tembakan yang dihiasi oleh cahaya aneka ponsel dari penonton di tribun dan festival, dan melantunlah sebuah single Metal Ballad “One” yang sudah pasti dilahap habis bersama oleh koor sing along masal seisi stadion
GBK.
Disusul selanjutnya dengan nomor “ For Whom the Bell Tolls”,
“Blckened”, dan dua
nomor black album berturut-turut yakni single ballad “Nothing Else Matters” dan tentunya lagu yang membuat personil Metallica
tersentak dan terkagum akan nyanyian panjang dan kompak oleh crowd dari awal
sampai akhir lagu yang sudah lama mereka tidak pernah nikmati lewat parade sing along crowd dari lagu “ Enter Sandman”.
Sebagai nomor pemungkas sebelum mengijak injury time,dengan aksi penutup dan
perpisahan sementara mereka.
“We want more..we want more..we want
more” sebagai teriakan khas crowd untuk mendapatkan bonus tambahan lagu pada
malam bersejarah itu. James kembali muncul ke tengah-tengah stage dengan candaan Yeah..Ughh..Ogghh..Heaaghh Ugghh yang diikuti oleh crowd...Stoped...Stoped..Yeaahh Funy ..Dan meminta crowd untuk berhitung one.. two.. three... four ..Bergemuruhlah “ Creeping Death”
sebagai Encore pertama disusul dg lagu “Fight Fire with Fire” yang diakhiri dengan perginya Lars Ulrich dari
piranti set drumnya yg nampak berisi sebuah “spion” besar disamping kiri
kanannya layaknya sebuah kendaraan.
Aksi sandiwara lars tersebut diikuti oleh
candaan dari papa James dengan tarik ulur dan melepaskan gitar dari genggaman
tangannya layaknya seorang ayah mempermainkan anaknya dengan permen gula-gula ,
dan dengan bahasa isyarat yg menunjukan bahwa dia mau pulang dan pingin tidur hee3 tentunya aksi ini membuat kegaduhan seisi GBK karena tidak ingin begitu saja
berakhir begitu saja pesta pora ini.
Akhirnya sang “Papa” bertitah "We need your help. We're gonna make this the loudest song of the night okay." dan ganjaran bonus “ Seek and Destroy” sebagai pemungkas dari 18
total lagu yang mereka bawakan diberikan kepada “anak-anaknya” diikuti dengan berterbangannya puluhan
balon hitam besar bertuliskan Metallica ditengah crowd yang menghabiskan
sisa-sisa tenaganya untuk hidangan pesta terakhir ini dengan moshpit besar
disana sini.
"Lebih dari 20 tahun
dan kalian masih berdiri seperti ini, terima kasih sekali lagi Jakarta. I love
you to," dan"Kalian hebat Jakarta, we'll be
back soon," janji Hetfield di akhir panggung dan
diikuti oleh salam perpisahan dari ketiga personil lainnya
Empat personil Metallica yakni, Lars
Ulrich, Kirk Hammet, James Hetfield dan Robert Trujillo benar-benar
meninggalkan stage setelah mereka ke tengah panggung berbaris memegang Bendera
Merah Putih berukuran besar dan bertuliskan METALLICA, Solo - Indonesia
ditengahnya
Sebuah konser nan bersejarah persembahan dari Blackrock Entertainment yang begitu disambut full energy oleh 50an ribu telah tertoreh di Jakarta /Indonesia dan menjadi konser penutup tour Asia paling berkesan bagi Metallica.
Dan tidaklah berlebihan kalau 20 tahun lalu majalah HAI memuat Headline dengan judul besar METALLICA MEMBAKAR JAKARTA kini kami balik Headline itu menjadi JAKARTA “MEMBAKAR” METALLICA
Langganan:
Postingan (Atom)