Kamis, 15 Januari 2009

Apa Kabar Metal Bali??


“Apa Kabar Metal Bali”


………katanya kalau ada band metal bali yg notabane pendatang baru lagi maen live di ajang konser metal, para metalizer lawas tidak (mau ) datang??? Benar nggak sih itu statement, kalau benar apa yg menjadi alasannya dan kalau salah apa juga yg menjadi penjelasannya?. Trus metal bali itu mahluk apaan sih???, ah metal itukan sebuah gender musik , oo…kalau musik itu berarti masalah selera,….kalau selera itu kembali ke diri masing2 orang/individu, trus apa dong hubungannya? Ya sama kayak kita mau makan makanan,kalau selera kita lagi bagus akan makanan itu ya kita akan makannya ( dg lahap), begitu jg dg band / musik ( metal ) kalau kita lagi ada selera dg band itu, ya kita akan dg enjoy utk datang ke konser dan having fun utk menikmatinya tak perduli itu band baru atau band lawas. Gimana dong agar band metal itu jadi seleranya para penikmat musik metal itu sendiri (termasuk metalizer lawas)??? Ya band metal itu harus maennya bagus, tidak asal ( tentunya dg latihan yg rajin dan makin sering maen live),trus band itu harus memperluas link ke sence2, komunitas metal tanpa menonjolkan egonya masing2, Dan yg terpenting diera sekarang ini band itu harus mulai bisa mempromosikan dirinya baik secara offline maupun online ( tidak dikenal di daerah sendiri , tapi dikenal di scene luar daerah bahkan dunia.,..kenapa tidak….???). Dan semuanya itu akan mengkrucut kesebuah hal yg namanya telah “dikenal” ( ndak perlu sampai kata “terkenal” man !!!!), Bukannya ada sebuah kalimat klasik yang namanya “kalau ndak kenal maka ndak sayang. Nah itu man…., bagaimana orang baru maupun lawas , mau datang ke konser band itu kalau mereka ndak kenal dg band itu sendiri, jangankan maennya, nama band saja tidak diketahuin….fuihhh…kacau. Dan jangan salahkan kalau metalizer lawas ini kalau mereka datang kompak pada acara live band metal yg sudah dikenalnya. Ingat bro…maen musik metal yg masih dinikmati oleh minoritas ( baca : oleh orang2 yg benar2 suka musik metal) itu yg dibutuhkan adalah link ke komunitas/scene metal itu sendiri dan maenin musik metal itu jangan mengikuti arus trend aja dan mesti konsisten (tidak berkesan metal hari ini). Disamping perlu diingat bahwa tidak semua metalizer dalam suatu komunitas itu benar2 militan ( baca hidup mati di jalur metal),ya.. bisa dihitung dg jari para miltan2 metal ini.Karena Life must go on, jadi hidup ini mesti merjalan and mengalir terus seiring waktu baik itu yg mulai dari menuntut ilmu,trus ada yg sdh bekerja dan tentunya berumah tangga dg keluarga baru, yg mana jalan hidup sudah pada menyesuaikan dg kondisi dan keadaan.Tapi satu yg perlu diingat dan yg dipentingkan disini adalah soul/jiwanya….yes man jiwa metal itu sendiri, para metalizer lawas ini mesti tidak tiap saat dpt datang ke acara live band metal (krn kesibukan masing2) paling tdk mereka masih tetap update tentang perkembangan musik metal ini dan tentunya tetap lahap utk menikmati musik ini lewat kaset/cd/mp3 etc, dan juga masih bisa datang dan support ke acara2 yg berhubungan dg komuitas metal itu sendiri.

2 komentar:

  1. Membentuk suatu komunitas sosial (apapun mereknya) dengan suatu ikatan emosional yang kuat harus dibentuk berdasarkan satu ideologi yang mengakar. apa yang dijadikan dasar oleh komunitas Metal di bali ini untuk selalu mensupport satu sama lain ??
    aku pikir konstruksi ideologi komunitas Metal yang harus dipropagandakan sepanjang masa adalah :
    1.keseluruhan sistem berpikir mengenai bagaimana agar jenis musik ini tetap eksis...
    2. nilai-nilai apa yang ingin kita sampaikan kepada masyarakat (terlebih lagi untuk musisi yang menciptakan lagu)?? (tunjukkan kalo kita ini bukan komunitas yang aneh dan cuek..kita peduli sama perkembangan diluar sana seperti budaya, politik, teknologi, kesejahteraan sosial...dan sebagainya. dan ;
    3. Sikap dasar apa yang harus dipelihara supaya Komunitas ini selalu bisa diterima dalam masyarakat.

    Sejauh ini komunitas Metal Bali berkembang pesat..ini sesuatu yang menggembirakan. golongan "tua" tentu sangat bahagia bahwa impian mereka menonton suguhan musik metal di pub2 atau di tempat2 yang dulu hanya ada dalam khayalan mereka sudah menjadi kenyataan... sebaliknya generasi yang lebih "muda" menikmati suasana pertunjukan yang lebih mudah, peralatan yang dulu hanya bisa mereka liat di majalah2 import, sekarang sudah ada didepan mata mereka dan menunggu keahlian mereka untuk mempergunakan.

    suasana ini secara gak langsung sebenarnya sudah membentuk ikatan emosional antara Metalizer lawas dan Metalizer muda karena mereka sama2 berjuang pada masanya...semua memiliki peran penting.

    Aku yakin banget bahwa temen2 lama gak pernah akan mundur dari perjuangan untuk membuat musik Metal tetap eksis di bali. Jelas dari sikap mereka selama ini!! dan generasi berikutnya akan selalu meminta petunjuk dari pendahulunya....

    yang penting dari semua itu adalah Support! always Support...!! Metal sampai Mampus!

    BalasHapus
  2. mantab comentnya... ya gini ni,kalau kultur "bawahtanah" sdh diraksuki oleh pemikiran "intelektual" terasa literatur yg mencair mencari celah pengungkapan pendapat realitas yg tdk menggurui tapi sama2 mencari dan mencari kebenaran dan jalan keluar bersama

    BalasHapus