Minggu, 26 April 2009

Serangan....Riwayatmu kini


Serangan 26/4/09, uh kalau dengar nama itu sering ingat dulu waktu masih SD, dihukum bu guru dg berdiri didepan kelas dengan kaki diangkat satu dan tangan kiri megang telinga, karena tidak bisa membaca dg benar tulisan bali yg menggambarkan dan menceritakan Pura Sakenan pada jaman dahulu yang terdapat di pulau tsb . Ya kalau masa itu diceritakan pulau serangan terpisahkan denga laut dan utk dapat menjangkaunya mesti menggunakan sarana jukung/perahu. Arrgghh..cerita yg dulu terdapat dalam buku pelajaran bhs bali itu kini tinggal kenangan karena kondisi pulau serangan sekarang sudah menyatu dg daratan,sebagai buah dari reklamasi pantai yang berangan menjadikan kenyataan sebuah mimpi tentang pulau impian dengan me’make over pulau tsb sebagai pusat pariwisata dengan berbagai fasilitas yang megah. Tapi entah kapan impian itu bisa jadi kenyataan,karena kondisi pulau tsb sekarang kalau diliat dari cupture google eart keliatan dua warna yg menonjol yakni hijau sebagai bentuk asli pulau serangan dan putih adalah buah hasil dari reklamasi dg aroma kapurnya.

Ah kita ndak usah membahas panjang lebar dg kondisi diatas karena cerita ini mesti kita lanjutkan untuk meliput perjalanan Death kuliner menuju pantai serangan. Untuk dapat menuju areal pantai selepas dari lancarnya jalan kembar menuju pulau tsb selanjutnya kita kebanyakan “bergaul” dg silaunya warna putih dan deru debu kapur yang berterbangan di hempas angin serta diseliling kita terpampang hamparan gersangnya pulau kapur selayaknya berjalan dihamparan gurun pasir. Dan juga kita mesti melewati dua pos penjagaan sebelum akhirnya bisa sampai di pinggiran pantai yg dimaksud. Disepanjang areal pinggir pantai tsb memang banyak bertebaran bedeg2 warung penduduk local yang mencoba mengais peluang ekonomi dari reklamasi ini yang sebagian menyajikan menu yg seragam yakni aneka ikan bakar ,rujak,tipat, dan makanan ringan lainnya.

Akhirnya rombongan dua kendaraan ini memutuskan utk parkir di dekat warung paling pojok utara. Tanpa banyak basa basi sebagian rombongan langsung berhamburan mengambil aneka minuman utk mendinginkan suhu tubuh dan tentunya aneka ikan yg sudah dibakar sebelumnya utk dicicipi sebagai hidangan pembuka. Selanjutnya dilanjutkan dg mengambil ikan yg setengah matang ataupun mentah utk dibakar kembali biar fresh dan hangat. Nampaknya menu ikan yg ditawarkan ada dua yakni ikan yg kalau namanya dibolak balik mengejanya bisa jadi berbau “mesum” yakni ikan kon…ups…ikan tongkol dan ikan yg terbiasa salah pergaulan yakni ikan junkys. Than…sambil menunggu matangnya ikan dibakar, kami duduk duduk dipasir memandangi laut lepas seraya bersanda gurau, dan rupanya pantai serangan ini terlepas dari kondisi gersangnya jg cocok dijadikan salah satu alternative utk rekreasi bagi sebagian masyarakat sekitarnya, krn nampak banyak jg keluarag beserta anak2,muda mudi,( dan mungkin beberapa cewek café) yg mandi ataupun sekedar bersantai disana. Uh lima belas menit kemudian anak2 pada bergegas berdiri dan berebutan menuju tempat pembakaran ikan krn rupanya ikan2 tsb sudah pada matang…ehmm…aromanya cukup menggoda selera dan memang sangat pasto disandingkan dg bumbu mentah yg diselimuti oleh minyak kelapa khas bali ( lengis tandusan), dg sayur mentimun jepang dan tentunya sepiring nasi putih. Ups…Namun jangan harap bisa bersantap mesra ala candle light seperti café-café yg bertebaran di kedonganan, karena disini kita hanya bisa lesehan duduk dipasir atau dibangku2 yg usang sambil makan dengan lahap dan sekali kali memandangi lautan lepas, namun nuasanya yang kita dapatkan malah lebih nyaman dan berbeda, dan kita bisa juga mengipas sendiri ikan bakar tersebut, hingga terasa banget menit-menit ke detik detik usaha dan perjuangan menjadikan ikan yg fresh tsb berubah menjadi gurih dan renyah dgn usaha sendiri ( itupun kalau kita mau ikut menyibukan diri bakar ikan tsb..he..he.he).

Ah tak terasa jadi nambah dua sampai tiga buah ikan saking gurih dan nikmatnya hingga mentari mulai redup menerangi pulau itu dari arah barat. Dan akhirnya rombongan memutuskan utk pulang kembali kerumah, seperti para pemancing ikan yg segera bergegas menuju kediamannya dgn membawa hasil pancingannya utk disajikan bersama anak istrinya dirumah.

Diperjalanan pulang kami sempatkan jg mencari chanel radio super dan dengan volume yg full gede, kami mendengarkan aneka nomor2 Death Metal dan cuap2 Death jockey cabul Sidick yg sementara tidak bisa ikut perjalanan ini krn sedang menunaikan tugasnya menyebar virus death metal lewat media radio dan menyebarkan informasi tentang akan diselenggarakannya hajatan FMK 7 yang rencanakan pada tgl 13 Juni di Jakresto dan akan menampikan band tamu dari Jkt Funeral Inception yang didampingi oleh band local macam Debtor,Triple six,infernal desire,Infectous Arteries,Rezume,Antipop,BBM,Two Ice queen, Human Demise,Sonor….Arrgghhh

6 komentar:

  1. wisata kuliner yg mengesankan dan tak terlupakan.Hayo yg tdk pernah ikutan dan yg tdk sempat ikutan krn kesibukan msg2,lain kali ikut ya..biar tambah rame.Dijamin pasti asiiikkkk dan mrasa tetap muda ha..ha..666X!!!!

    BalasHapus
  2. huaaaaaaaaa huaaaaaaaaaaaaaa.......
    aku gak ikut huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
    oh ikan ku......
    hayo kesana lagi dooonnngggggggggggggg
    asem! aku siaran jadi gak konsen dan gelek2 nih, untung ada dodha yang datang jadi bisa untuk pelampiasan.....

    BalasHapus
  3. kelinci sudah, babi sudah, ikan tawar sudah, ikan laut sudah... saya ikutan yg ayam/kambing dah ya?

    BalasHapus
  4. Lihat tuh, batisne wier paling maong!!!!!!!

    BalasHapus
  5. Team Penyelamat Warisan Leluhur Bali18 Mei 2009 pukul 21.43

    TELAH DITEMUKAN FORMULA MINUMAN BARU DARI TEMAN KITA DONKKANK, ....BLASTING HYPER BALINESE ALCOHOL...YANG DIYAKINI MAMPU MENINGKATKAN KERJA TENGGOROKAN DI SAAT GROWLING.....
    NANTIKAN PERKENALAN MINUMAN INI PADA TANGGAL 12 JUNI 2009 MALAM DI PARAMITA BUILDING....
    DON'T MISS IT..............

    BalasHapus
  6. mih pastidah minumane misi dongkank metambusne..

    BalasHapus