Gemuruh suara doble pedal khas Death Metal dari “Hypocrisy” seperti lagu Impotent God dan lainnya yang di cover oleh band Epilepsy begitu kencang terdengar dari piranti drum sang drumer bagai deru kenalpot motor tua yang beradu padu dengan sayatan gitar dan betotan bass serta growl sang vocalis kala itu.
Epilepsy adalah salah satu band Death/Thrash Metal era thn 90an yang digawangi oleh beberapa pesakitan dari death thrasher/corpsegrinder yang sering nongkrong di Radio Yudha seputaran Jl. Hayam Wuruk , Denpasar.
Para personil Epilepsy sebagaimana juga dengan para death thrasher
lainnya yang merupakan pasien tetap dari program siaran yang dimulai dari pukul
19.00 s/d 21.00 selain hobi mendengar music Death Metal / Thrash Metal juga
penikmat tuak/arak maupun aneka hidangan alcohol lainnya tentunya suka
bekendara ataupun touring/konvoi rame-rame walau masih di Bali area .
Dan disaat tunggangan para thrasher era thn 90an kala itu masih sebatas
jaran jepang standar seperti Honda astrea,GL pro maupun Yamaha camp namun salah satu
thrasher yang merupakan drummer dari Band Epilepsy ini sudah nampak
kecintaannya terhadap custom culture yang terlihat dari seringnya dia
mengendarai motor tua sejenis BSA waktu itu.
….…Yess dialah Astina “marshall” aka Kadek Astina yang pada akhirnya
saat ini benar-benar telah mendalami dunia Kustom Kultur .
Berkunjung ke “padepokan”nya di
Jl.Pura Puseh No. 9 ini nampak berjejer
alat-alat mekanik diantara beberapa motor tua baik yang sudah utuh maupun setengah jadi, masih
berupa frame/rangka , mesin-mesin serta pernak pernik motor lainnya yang
sebagian besar dari unit Triumph.
Berada di area yang cukup teduh dengan taman dan pepohonan yang
asri dan dikelilingi oleh pemandangan
motor-motor tua yang menawan dengan playlist mulai dari lagu rock n roll,slow
rock,glam,heavy maupun thrash metal ini tentunya auranya akan lebih dapat kalau
diselingi dengan sajian tuak.
Dan sang bassist The Lingsir dari “ABR” club yang kala itu lagi berada
ditempat ini pun akhirnya bergegas mencarikan Tuak disekitaran Batubulan.
Dengan menikmati hidangan tuak sebagaimana pandangan dia terhadap motor
tua yang mesti harus dinikmati dengan ride bersama komunitas / teman-taman yang
sefrekwensi, obrolanpun mengalir mulai
dari nostalgia masa lalu di dunia music bersama sejawatnya diera 90an dari
skena metal 19-21 dengan band Epilepsy/Pobhia, berlanjut ke Skena Punk Rock /
Hard Core dengan band “Knuckehead Nation” bersama si Lolot hingga band “Emocore
Revolver”.
Tentunya obrolan berlanjut ke dunia Kustom Kultur dengan segala attitudenya yang dia tekuni sekarang ini nan mengalir begitu saja karena kecintaan dan hobinya dia dengan motor tua serta seringnya nongkrong di bengkel motor tua temannya dan membuatnya mulai ada ketertarikan untuk mengoprak aprik serta mengutak atik mesin motor tua sendiri dirumahnya.
Sampai pada akhirnya di tahun 2009 dia memberanikan diri untuk mulai menerima pasien dari teman-teman dekat dan sejawatnya sesama penggemar motor tua terutama denga soul yang sama dan berjenis Triumph.
Dari hobinya di dunia kustom kultur ini selain dia mendapatakan kepuasan lahir/materi tentunya ada kebahagiaan batiniah yang dia rasakan ketika melihat motor tua menjadi sehat dan gagah setelah berada di bengkelnya.
Hingga membuatnya semakin bersemangat untuk mengibarkan berbendera “MSG” sebagaimana terpampang di pintu garasinya tulisan “Moonstone”
yang sekaligus dijadikan untuk nama “Garage” nya yang berada di area
“Batubulan” ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar