Bagi pecinta film
cerita/fiksi Jangan harap anda menemukan sebuah cerita “perjalanan” hidup atau kisah cerita suka duka lara pati dari sejarah
dan biografi band Metallica dalam film ini sebagaimana yang tersirat dalam film
Metallica sebelumnya yakni “Some Kind of Monster” rilisan tahun 2004.
Yeah !!
Karena film Through The Never ini adalah “100% alcohol murni” bagi mereka para Metal
Militia yang menyukai Metallica lewat lagu-lagunya baik via cd/dvd
konser/maupun live konsernya .
Dan film ini adalah hidangan wajib tonton bagi
para Metal militia veteran perang JKT 25 untuk bernostalgia dan tentunya para Metal
militia yang bulan kemarin belum nonton live Metallica dan belum beruntung
dapat menjadi bagian sejarah JKT 25.
Karena kalau diibaratkan di GBK ,dgn
nonton film ini dibioskop “mungkin” bisa dibayangkan serasa ada di kelas
Tribune atas, menyimak live mereka dari big screen dan
tentunya dengan kekuatan sound 200.000 watt masih bisa kita rasakan didalam
bioskop,namun tidak bisa menjalankan ritual moshing,slam dance dan bikin circle
pit.
Sebagaimana yang disuguhkan oleh
belasan Bali militia/veteran JKT25 yang “memadati dan menghitamkan” satu baris
deret D bioskop cinema 21 Bali Galeria. Dengan tontonan yang “private” tersebut
mereka menciptakan atmosphir “kegaduhan” dan “kerusuhan” tersendiri dengan
membawa aura GBK kedalam bioskop lewat aksi headbang ditempat,sing along dan tentunya ber teriak
dan owwww wwooo…wwwooo ooowww.
Dimana aksi para penonton metal
militia ini diiringi oleh hidangan 16 repertoar mulai dari magisnya intro The Ecstasy of Gold
yang dilanjutkan dengan kencang bergemuruhnya lagu Creeping Death, For Whom the
Bell Tolls, Fuel, Ride the Lightning, One, The Memory Remains , Wherever I May
Roam, Cyanide , …And Justice for All, Master of Puppets, , Battery, Nothing
Else Matters,Enter Sandman, Hit the Lights.
Satu kelebihan yang mereka “dapatkan”
dalam bioskop ini dibandingkan dengan di dalam stadion GBK adalah ,mereka “berhasil”
meloloskan puluhan kaleng bir bintang kedalam bioskop, sedangkan di GBK air
mineral pun tertahan dipintu gerbang …..Arrgghh….airr mana
airrrrrrrrrrrrrrrrrrr….
Film yang berdurasi 93
minutes yang disutradai oleh Nimród Antal ini dirilis serentak di seluruh
planet metal jagad ini pada tgl September 27 yang bertepatan dengan 27 Tahun
berpulang nya sang bassis Clifford Lee Burton.
Dimulai dari tugas berat yang diterima DeHaan selaku roadie muda dari Metallica ini ketika lagi asiknya menikmati live konser yang baru berlangsung. Di tengah tugas perjalanan, dirinya mendapati keanehan karena sepinya suasana kota pada malam itu, hingga tiba-tiba terjadi tabrakan hebat mobil yang dia kendarai hingga terjungkal , melewati aneka kerusuhan anarki massa dengan polisi serta banyaknya mayat-mayat yang tergantung. Hingga dirinya menjadi incaran massa dan pada akhirnya tumbuh keberaniannya dengan membakar diri setelah terdesak oleh kepungan massa dan seorang penunggang kuda yang begitu sadis dan mengerikan. Dan atas muksizat boneka kecil yang mengiringi langkahnya, dia mampu menghancurkan aneka rintangan yang telah mengancamnya.
Dimulai dari tugas berat yang diterima DeHaan selaku roadie muda dari Metallica ini ketika lagi asiknya menikmati live konser yang baru berlangsung. Di tengah tugas perjalanan, dirinya mendapati keanehan karena sepinya suasana kota pada malam itu, hingga tiba-tiba terjadi tabrakan hebat mobil yang dia kendarai hingga terjungkal , melewati aneka kerusuhan anarki massa dengan polisi serta banyaknya mayat-mayat yang tergantung. Hingga dirinya menjadi incaran massa dan pada akhirnya tumbuh keberaniannya dengan membakar diri setelah terdesak oleh kepungan massa dan seorang penunggang kuda yang begitu sadis dan mengerikan. Dan atas muksizat boneka kecil yang mengiringi langkahnya, dia mampu menghancurkan aneka rintangan yang telah mengancamnya.
Sebagaimana
penghormatan bagi sang mendiang oleh papa James di GBK lewat instrument Orion,
di akhir film ini pun dikumandangkan Orion ini sebagai hidangan “private nan special”
bagi si young Trip's (Dane DeHaan) seorang yang dengan penuh survive dan perjuangan
tanpa mengenal menyerah telah berhasil menjalankan misi untuk membawa kembali
tas yang hilang (dan diakhir film akan menjadi pertanyaan bagi ‘crowd’ tentang apa sebenarnya isi
tas tsb??? he3) dengan melewati aneka rintangan dalam perjalanannya yang penuh
resiko bahaya nan mengerikan. Namun sayang dia tiba kembali dan telah mendapati
venue sudah dalam keadaan kosong dan konser
telah berakhir .
Keras serta
gigihnya perjuangan perjalanan DeHaan yang memberikan alur dari film konser inilah dapat dikatakan menjadi benang
merah dan intisari dari film ini, termasuk aneka kejadian aneh selama konser berlangsung seperti terbakarnya seorang crue,jatuhnya aneka properti venue,hingga matinya aliran listrik distage tersebut, namun semua itu bukanlah penghalang bagi Metallica untuk melanjutkan live konsernya. Dengan seperangkat piranti sound seadanya yang masih bisa digunakan sebagaimana mereka lakukan didalam garasenya mereka tetap bertekad memberikan yang terbaik bagi para crowd yang ada.
Semua ini menggambarkan bahwa Metallica mampu bertahan selama 32 thn
dan telah menduduki singasana jagad metal planet ini dg tanpa mengenal menyerah
dalam melewati beraneka rintangan selama karir bermusik mereka.
Dan kalau tgl 25 Agustus kemarin Jakarta sukses "membakar" metallica, kini mereka datang lagi untuk "membakar" Cinema.
Dan kalau tgl 25 Agustus kemarin Jakarta sukses "membakar" metallica, kini mereka datang lagi untuk "membakar" Cinema.
mih kereenn...jarang view selem2 di bioskop kwkwkwk*Yuni
BalasHapus21 serasa milik kitaaaaaaa
BalasHapus