Sabtu, 29 Agustus 2009

…dari Sambel Bejek sampe Arya Logist


Sabtu 29/8/09 di hari yang panas nan cerah ini kami bertiga, dengan diiringi tenda biru ( ups maksudnya taruna biru ) meluncur ke daerah Tabanan dengan agenda “terselubung” untuk menemui seorang kerabat & musisi lawas yg pada eranya sangat getol membawakan nomor-nomor speed metal dari Helloween yang sudah cukup lama tidak pernah kami temui.

Perjalanan siang ke Tabanan itu akhirnya kami gunakan juga untuk memanfaatkan acara Death Kuliner, dan kami sepakat utk melalui jalur utara ke barat untuk melewati daerah Belayu, Marga, ehmm..kalau menyebut nama Belayu pastilah kita terbayang warung nasi sambel bejek khasnya ( tentunnya selain wayang cemblongnya). Disepanjang perjalanan kami sedikit ngobrolin tentang beberapa head line dari Koran yang terbit hari itu yang ada di mobil, mulai dari berita kelakuan kurang ajarnya Negara Malingsia sampai aktivitas & profesi terakhir salah satu dedengkot band grindcore Jkt yakni Obat Tengkorak (yang sekarang sering muncul dalam tayangan berita “kasus” abu jibril di TV dan di media cetak) .

Setengah jam’an perjalana akhirnya kami sampai di daerah belayu, dan.. uhg sudah lama juga tidak pernah mampir ke warung nasi khas belayu ini, karena ternyata tempatnya sekarang sudah berpindah, sebelumnya berada dipinggiran kali yang memberikan nuasa alam yang lebih hidup, namun sekarang berada dekat dengan pinggiran jalan raya. Any way moga aja cita rasa “alam” dari menu khas sambel bejek ini masih bisa kita rasakan. Dengan melingkar bertiga kami menggambil posisi duduk pada sebuah bale bambu tuk slanjutnya memesan tiga porsi nasi khas belayu tsb. Nampak pengunjung lainnya yang sudah duluan mendapatkan menu special tsb dengan lahapnya manikmati hidangan yang disajikan, ada yang duduk berjejer pada sebuah tembok semen yang dijadikan tempat makan yang lokasinya berada dipinggiran senderan jurang kecil, serta di bale2 tempat makan laennya. Disatu sisi nampak sang “mancegro” peracik menu dengan gaya dan lagaknya yang khas sibuk mengiris-ngiris batang “bongkot” hingga ke ujung bunganya, yang selanjutnya di mix dengan irisan cabe dan bawang merah,putih,jeruk nipis serta minyak kelapa kas Bali dan tentunya semua tersebut di “ bejek” dalam satu mangkok berbaur dengan irisan daging ayam. Mmm… semuanya disajikan secara live setiap kali ada pemesanan, ya inilah salah satu ciri khas dari penyajian hidangan menu sambel tersebut. Sekitar 5 menitan kami menunggu akhirnya hidangan khas tsb tersaji juga ke tempat kami setia menunggu. Semangkok ayam sambel bejek tsb dengan ramahnya bersanding dengan soto ayam toge pedas dengan sayur hijaunya dan tentunya dengan sepiring nasi putih nan mulus bertemakan bawang goreng dan tum, tentunya sangat pas didampingi oleh es teh dan es jeruk…Ehmmm…tanpa tunggu lama lagi otak kiri ini sudah menggerakan tangan kanan untuk segera melahap dengan nikmat anugrah yang terindah tersebut tak bersisa.

Selepas menikmati hidangan tersebut,perjalanan kami lanjutkan menuju daerah Kediri tepatnya ke Jl.Ngurah Rai 48, Kediri Tabanan, ketempat salah satu ex. Pentolan band kesukaan kami pada era dulu yakni Logist band yang sering membawakan lagu-lagu speed metal dengan nada tinggi tsb. Ya dialah Gung Arya, ayah dua anak ini dengan senyum , tawa dan stylenya yang khas menyambut kedatangan kami, yang selanjutnya dilanjutkan dengan obrolan ringan mulai dari kesibukannya selama ini sebagai kader partai dan kegiatannya di EO serta melanjutkan idealisme musiknya dengan membuka Ganesh studio dan music shop ,sampai obrolan serius tentang penjajakan “bisnis” lainnya yang masih berkaitan dengan dunia musik,metal serta pernak-perniknya…Gud luk brada..

3 komentar:

  1. thanks..kunjungannya,,,,salam buat..temen2....19-21..never die.....

    BalasHapus
  2. Ok,gung laen waktu kita akan konvoi rame2 ke tabanan...he.he..he..

    jmbr

    BalasHapus
  3. gung Arya masih ingat dgn saya temen smp dulu, hehe ...

    BalasHapus