Miris juga menyimak berita ketika seorang penikmat musik mengalami cidera berat maupun resiko yang sangat fatal ketika melaksanakan aksi stage diving dalam sebuah live konser yang semestinya memberikan kesenangan / kenikmatan tersendiri dalam even tersebut.
Namun kenyataannya memang aksi stage diving maupun crowd surfing bisa menjadi memberikan "kenikmatan" kalau dilaksanakan dengan "benar" maupun sebaliknya bisa membawa "resiko" tersendiri bagi pelakunya jika dilaksanakan dengan "salah"
Aksi stage
diving atau loncat dari atas panggung dan mendarat diatas kerumunan crowd serta
crowd surfing yakni berselancar diatas genggaman tangan para crowd adalah suatu
kenikmatan tersendiri dalam sebuah live konser music keras ( rock/metal), namun
tentu saja jika kedua aksi tersebut diatas dilaksanakan dengan “mulus”.
Haa?kenapa
bisa begitu? ya tentu saja, karena aksi stage diving maupun crowd surfing
adalah aktifitas yang sangat berbahaya dalam sebuah konser music keras jika
tidak didukung oleh kesiapan crowd itu sendiri.
Aksi stage
diving maupun crowd surfing tersebut akan bisa kita nikmati bila kita sudah
menyadari akan “prosedur” keselamatan dari aksi ini yakni yang utama kesiapan para
crowd maupun pihak keamanan dari sebuah live konser tersebut.
Stage
diving akan berjalan mulus ketika crowd yang ada dibawah panggung telah siap untuk
menangkap tubuh kita,ketika kita meloncat dari atas stage.
Dan begitu
sebaliknya tubuh kita akan terjerembab turjun bebas kelantai venue ketika crowd
yang ada dibawah panggung tidak siap untuk menangkap tubuh kita, kalau sudah
kejadian seperti ini, tentunya resiko patah tulang,dan cidera berat lainnya
akan menghantui kegagalan aksi ini.
Demikian
halnya dengan ritual crowd surfing, ketika kita akan menjalankan aksi
ini,pastikan kita menggunakan pakaian t-shirt maupun celana jin yang simple, tidak
menggunakan atribut yang berlebihan seperti sepatu yang keras, rantai paku dll.
Saat tubuh
kita diangkat dan dioper dari satu tangan ketangan lainnya agar kakinya tidak
nendang sana sini karena siapapun
yang mengusung tubuh kita saat asyik
ber-crowd surfing tentu akan berang jika kepalanya tertedang sepatu yang keras,
karena bisa-bisa kita dicampakan dan dibuang begitu saja karena aksi kita yang
berlebihan tersebut.
Demikian halnya dengan “kesiapan dan pengertian” dari pihak
keamanan itu sendiri, apakah mereka telah diberikan brifing sebelumnya bahwa
aksi stage diving atau crowd surfing ini adalah diperbolehkan atau menjadi
bagian yang lazim serta menjadi bagian tersendiri dari even konser tersebut,
karena salah-salah, mereka yang menjalankan aksi ini bisa-bisa dikira akan
membuat keonaran atau kekacauan dalam konser tersebut.
Arrgghh..menarik kebelakang pada masa
awal pergerakan underground era 90an dulu, dikomunitas 19-21Bali corpsegrinder aksi Stage
diving dan crowd surfing ini sempat dikemas menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam
sebuah event music keras (rock/metal dll) yakni dalam ajang “Sunday Hot Music”
yang diselenggarakan di Art Centre Denpasar, Bali.
Dimana crowd dari penikmat music Death metal
kala itu diberikan space tersendiri didepan stage yang lumayan cukup tinggi.
Dan diarea venue ini para komunitas penikmat music metal ini dengan leluasanya
menjalankan aksi headbang,pogo dan tentunya aksi stage diving dan crowd surfing
tanpa mengganggu penikmat/penonton dari genre music rock/regae lainnya, bahkan
aksi dari crowd metalhead ini menjadi tontonan tersendiri dalam ajang konser
tersebut.
Aksi ini mereka jalankan dengan mulus dan
sukses karena bener-bener terorganisir dan tentunya telah memenuhi kepatuhan
akan “prosedur”keselamatan dari aksi ini. Crowd yang ada dibawah panggung maupun
penonton atau personil band yang berada diatas panggung yang akan melaksanakan
aksi stage diving telah sama-sama siap untuk menjalankan aksi ritual berbahaya
ini, mereka mendarat mulus diatas tangan-tangan ramah komunitasnya,walaupun
kadang ada yang jatuh tersungkur dengan sigap mereka saling support dan bantu
satu dengan yang lainnya.
laik dis
BalasHapus